Kamis, Agustus 27, 2009

Apa hakekat Manusia itu ?

Apa hakekat Manusia itu ?

Begitu banyak hal bergantung pada konsepsi kita tentang hakikat Manusia; bagi Manusia perseorangan, hal tersebut antara lain :

• Makna dan Tujuan hidup kita,
• Apa yang sebaiknya kita lakukan dan kita usahakan,
• Apa yang boleh diharapkan untuk dicapai atau kita berharap menjadi apa; bagi Masyarakat Manusia,
• Visi Komunitas Manusia bagaimana yang kita harapkan terwujud dan jenis perubahan sosial macam apa yang harus kita lakukan.

Penulis meminjam suara-suara dan mata hati milik-Nya dalam menggagas sebuah bentuk sinergi dengan Metodologi Kenabian (Manajemen Ilahiyyah) dalam penyusunan ‘pemikiran’ yang diharapkan dapat diandalkan dalam menjawab berbagai macam persolan hidup dan kehidupan Umat Manusia yang didasarkan pada Ayat-ayat Allah SWT serta tuntunan dan panduan dari Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW. yang diantaranya sebagai berikut :

“Dan Aku tidak ciptakan jin dan Manusia supaya mereka menyembah-Ku.”
(QS Adz Dzariat – Angin yang menerbangkan[51] : 56)

“Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menjadikan kamu sia-sia dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami lagi ?”
(QS Al mu’minun – orang-orang beriman [23] : 115 )

“Bukanlah sebaik-baik kamu adalah orang yang bekerja untuk dunianya saja tanpa akherat dan tidak pula orang-orang yang bekerja untuk akheratnya saja dan meningglkan dunianya, dan sesungguhnya sebaik-baiknya kamu adalah orang yang bekerja untuk ( akherat ) dan untuk ( dunia ).”
( Al Hadits )

Umat Manusia dalam mengemban misi sebagai Khalifah dimuka planet Bumi ditakdirikan oleh Tuhan dalam kondisi yang multi plural, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat 13 :

“Hai Manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang Laki-laki dan seorang Perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.”
( QS. Al Hujurat – [..] ayat 13 )

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kau turuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lobalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”
(QS Al Maidah – hidangan [5] : 48)

Sangat musykil bagi seseorang dalam hidup dan kehidupan tanpa berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya karena pada hakekatnya Manusia itu bukanlah makhluk yang manDiri dalam mewujudkan tujuan hidup dan kehidupan mereka. ( “supaya saling kenal mengenal”).
Karena setiap orang saling bergantung dalam kehidupan mereka maka persaingan, konflik dan benturan kepentingan antara orang yang satu dengan orang yang lain, golongan yang satu dengan golongan yang lain, kelompok yang satu dengan kelompok yang lain dalam mencapai kesuksesan, kebahagiaan dan kepuasan pribadi masing-masing orang adalah suatu keniscayaan.

“ Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih kalau tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu pastilah telah diberi keputusan diantara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan itu.”
( QS Yunus [10] : 19)

Agar eskalasi persaingan, konflik dan benturan kepentingan antara orang yang satu dengan yang lain bisa menghasilkan sesuatu yang produktif dan bisa mewujudkan kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup dan kehidupan setiap orang maka diperlukan aturan main ( rule of the game ) yang mampu mengendalikan dan mengelolah Diri hidup menuju sukses dan itu semua adalah Ayat-ayat suci Allah yang tertuang dalam Al Qur’anul Karim


Tidak ada komentar:

Posting Komentar