Kamis, Agustus 27, 2009

Ajaran Islam itu terkandung dalam Bismillahirrahmanirrahim

BISMILLAH

BISMILLAH Adalah Hakikat yang sesungguhnya dari semua hal, bahwa selain Dia itu adalah ‘nol’ atau fana atau tiada yang ada hanyalah wujud Dia, sehingga bahwa apapun yang menjadi upaya Manusia haruslah dalam tataran atau konsep ‘Billah dan fi Allah’, nama selain Allah adalah ‘batal atau tiada’ yang ada hanyalah Allah.

Ketika Manusia memasuki domain nol / tiada maka itulah kesempurnaan kecerdasan terkait Intelektual, emosional dan spiritual.

Sebagai pembuktian bahwa selain Dia adalah tiada atau nol, maka kita renungkan tentang materi terkecil yang kita kenal, yang disebut Atom. Teori klasik tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus yang menyatakan bahwa “ Atom tidak dapat dibagi-bagi, dan memiliki segala bentuk dan ukuran, tetapi sangat kecil sehingga tak dapat dilihat.”

Di bawah kondisi-kondisi yang berlaku di Bumi, umumnya materi terdapat dalam bentuk susunan atom-atom. Setiap atom memiliki sebuah inti ( nucleus), yang dikelilingi oleh awan electron. Hampir semua massa atom berkumpul di inti.

Atom-atom bergabung untuk membentuk molekul; dalam suatu senyawa kimia murni setiap molekul terbentuk dari kombinasi atom-atom yang sama. Contohnya setiap molekul air terDiri dari dua atom hydrogen dan satu atom oksigen.

Gaya yang mengikat electron di dalam atom adalah gaya-gaya elektromagnetik. Kepekaan terhadap gaya-gaya elektromagnetik ini diukur melalui besarnya muatan listrik, yang mungkin positif atau negatif. Inti atom diberi muatan. Demikian pula electron-elektron yang mengelilinginya.

Disepakati muatan inti atom adalah positif, sedangkan muatan electron adalah negatif. Muatan yang berlawanan saling menolak dan muatan yang sejenis saling menarik.
Untuk memahaminya, bayangkan inti atom terdiri dari proton dan neutron (proton dan neutron tersusun dari partikel paling dasar saat ini adalah quark ).

Menurut perjanjian, satuan muatan listrik adalah muatan proton : sebuah proton bermuatan +1. Sebuah electron bermuatan –1. Neutron tak bermuatan. Sebuah atom yang berDiri sendiri – atom netral - memiliki muatan total nol. Banyaknya electron dalam awan di seputar inti sama dengan banyaknya proton di dalam inti, yang disebut nomor atom .

Sehingga untuk menyelaraskan dengan ‘Bismillahirrahmanirrahim’, yang pertama dan utama, agar mencapai hasil optimal sesuai dengan ‘bagan teori quadran’ maka Manusia harus melakukan apa yang disebut ‘ meng-NOL-kan Diri’ agar berbagai potensi Ilahiyah, seperti asma al husana Ar-Rahman dan Ar-Rahim dapat diserap oleh Diri kita atau mem-fana-kan Diri di dalam Allah ( Bismillah ) sehingga, yang terwujud adalah hanya Allah SWT.

Dan harus kita sadari memang demikian hakikatnya, semua hal adalah tranformasi atau bayangan dari yang Maha Mutlak, nampaknya seperti ada namun hakikatnya adalah Nol, Yang Maha Ada adalah hanyalah DIA.
Dan harus disadari secara mendalam ‘mahluk ya mahluk, khaliq ya khalik, hamba tidak akan menjadi tuhan dan tuhan tidak adan menjadi hamba’.

Dan ini semua hanya dapat berkembang dengan pengetahuan ‘Qalbu’, akal sekalipun akan kesulitan untuk dapat memahaminya kecuali yang tercerahkan, atau dengan kecerdasan spiritual ( Spiritual Quotient ).

Sehingga Bismillahirrahmanirrahim, adalah Kesimpulan atas hakikat Manusia yakni ketiadaan, fana Billah ( Bismillah ), Atom menunjukkan nilai NOL, maka semua yang kelihatan ada sesungguhnya adalah tiada, yang ada adalah Yang Maha Ada itu sendiri yakni Allah SWT.

Sebagai barometer apakah kita, menyadari akan eksistensi Allah SWT, maka kita diajarkan untuk memulai segala sesuatu perbuatan perbuatan baik yang lahir maupun yang bathin, haruslah menyertakan atau di mulai dengan bacaan Bismillahirahmanirrahim.

Hal ini sebagai afirmasi bahwa seluruh amal perbuatan kita, senantiasa berdasarkan Asma Allah, karena yang lain selain Diri-Nya adalah, tiada, termasuk Diri kita.

Sehingga, seluruh ALAM MATERI ( falak al-hayula ) dan alam malakut dikelola Allah SWT, dan asma al husna Ar-Rahman dan Ar-Rahim merupakan ‘representasi manajemen al Ilahiyyah’, yang menjadi dasar dalam mengatur hukum keseimbangan.

Seperti disebutkan di atas, bahwa Atom terDiri dari muatan proton (+1) dan electron (-1), dikelilingi kabut neutron , dan terjadilah keseimbangan.
Manusia secara fitrah adalah seimbang, namun karena dibekali berbagai potensi hawa nafsu, maka rentan kemungkinan berbagai kecenderungan - sebagai parameter yang Fitrah itu niscaya menjadikan ilahnya adalah Allah- dan inilah yang disebut Adil ( Seimbang ), tetapi sangat dimungkinkan juga menjadikan ilahnya adalah Hawa nafsu, sehingga tersesat serta jatuh martabatnya dibawah binatang.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur'an :
“Dan sesungguhnya kami telah sediakan untuk ( isi ) neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan Manusia, mereka mempunyai hati ( tetapi ) tidak mau memahami dengannya, mereka mempunyai mata ( tetapi ) tidak melihat dengannya, mereka mempunyai telinga ( tetapi ) tidak mau mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat mereka itu orang-orang yang lalai.”
(QS Al A’raaf-tempat tertinggi [7] : 179)

Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah Asma Allah yang bersinggungan langsung dengan hukum keseimbangan, Ar-Rahman dan Ar-Rahim bersifat obyektif, universal dan abadi.

Adalah merupakan suatu hakikat kebenaran bila dikatakan ‘kesimpulan’ dari Al-Qur’an itu adalah Bismillahirrahmanirrahim, memang demikian adanya.

Penulis berpendapat ajaran Islam itu terkandung dalam Bismillahirrahmanirrahim.

Wallahu'alam!

1 komentar:

  1. Subhanallah. Saya sepakat sama Bapak. Boleh saya minta email aktif Bapak?

    BalasHapus