Sabtu, Agustus 29, 2009

MAQAM-MAQAM YANG DIMILIKI MANUSIA

MAQAM-MAQAM
YANG DIMILIKI MANUSIA

Pengertian Maqam

Untuk memantapkan pemahaman atas pengertian ’maqam-maqam’ yang akan dijumpai dalam bab berikut ini, ada baiknya penulis menjelaskan maksud dari ‘maqam-maqam’ yang dimaksud. 
Untuk keperluan pemahaman tersebut penulis mengutip ‘khazanah istilah sufi’ karya Amatullah Armstrong, sebagai berikut :

Maqam : Kedudukan Spiritual. Sebuah maqam diperoleh dan dicapai melalui upaya dan ketulusan sang penempuh Jalan Spiritual. Namun, perolehan ini sesungguhnya terjadi berkat Rahmat Allah. Suatu kedudukan adalah suatu kualitas jiwa yang ‘tetap’, yang berbeda dengan sifat sementara dari suatu keadaan spiritual ( hal ). Manakala sang penempuh Jalan Spiritual ( salik ) naik ke maqam yang lebih tinggi , dia tidak meninggalkan maqam yang lebih rendah, melainkan melakukan perjalanan bersamanya. Ketika tercapai kualitas-kualitas terpuji yang berkenaan dengan suatu kedudukan khusus, maka segenap kualitas itu semakin kukuh dan mantap serta tetap bersamanya dalam kenaikannya yang tiada henti.

PENDAHULUAN

Islam sebagai Pedoman Hidup (way of life) untuk mencapai Keselamatan ( Aslama-Salam-Islam ) yang diperuntukan bagi Umat Manusia, langkah awal yang mutlak harus dimiliki oleh kita (anda dan saya) adalah hal yang menyangkut dengan : Keimanan, Kepercayaan, atau Keyakinan terhadap Pondasi Manusia secara Tepat dan Benar ( Mutlak Kebenarannya ).
Islam memiliki Rukun Iman yang terkait erat dengan bagaimana Mengelola Hidup Sukses berdasarkan Al-Qur’an ? Kita semua selaku Muslim yang baik, telah mengenal Ke enam Rukun Iman ini sejak Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar. Ini yang patut disyukuri kepada kedua Orang tua kita yang telah membekali pondasi Hidup Hakiki.
Walaupun dalam perjalanan sampai saat ini, Rukun Iman itu sebatas hapalan belaka, tidak lebih tidak kurang. Dan ini dapat dijadikan alasan :’Mengapa mayoritas umat Islam, banyak ketinggalan dalam berbagai aspek seperti , Kesehatan, Kekayaan, Pendidikan, Kesejahteraan ?” Penulis berani berkeyakinan bahwa hal ini terjadi dikarenakan umat Islam, memiliki pemahaman yang ‘dangkal’ tentang maknawi dari Rukun Iman, ibarat seekor kera yang sedang ‘bergumul’ dengan buah kelapa, dikiranya kera tersebut telah mendapatkan segalanya, padahal esensi dari kelapa itu memiliki nilai yang luar biasa manfaatnya, kalau kera tersebut ‘mengetahui, memahami dan menyadari potensi kelapa bagi Dirinya serta perlu pengetahuan bagai mana cara ‘mengupas, membelah dan memanfaatkan’ kelapa tersebut. Demikian juga ‘kita’, sangat minim pemahaman terhadap maknawi, subtansi dan pesan-pesan ilhaiyyah melalui Nabi Muhammad SAW, tentang Rukun Iman yang kita ketahui.
Dan Kepercayaan itu, dalam buku ini akan memegang peranan penting, hampir dalam semua pembahasan : pentingnya Membangun KEPERCAYAAN dan KESADARAN.
Untuk mengelola hidup sukses, anda harus percaya bahwa anda mampu merealisasikannya dalam kenyataan. Tuhan Yang Maha Kuasa telah menganugerahi anda potensi-potensi yang tidak dimiliki mahluk lain, yang bila kita mampu mengelolanya, Percayalah anda akan berhasil dalam menjalani hidup dan kehidupan ini secara benar-benar berhasil dalam berbagai bidang kehidupan seperti : Kesehatan, Kekayaan, Kesejahteraan, Kekuasaan, Kecerdasan , Kemuliaan, Kasih sayang dan Cinta. Inilah dambaan seluruh Umat Manusia, namun hanya sedikit orang yang hidup dalam keberlimpahan, kebanyakan berada dalam kondisi yang tidak Manusiawi seperti:Kemiskinan, Kebodohan, Keterbelakangan, Kesedihan, Penyakit, Kekecewaan dan frustasi.
Sebagai wacana dan ilustrasi Penulis akan mengutip bukunya David J.Schartz dalam “The magic of thinking Big’ ( Berpikir dan Berjiwa besar ) sebagai berikut, tentang “keberhasilan”:’Keberhasilan berarti banyak hal yang mengagungkan dan positif. Keberhasilan berarti kesejahteraan pribadi :rumah yang bagus, liburan, perjalanan, pengalaman baru, jaminan keuangan untuk anak dan istri. Keberhasilan berarti memperoleh kehormatan, kepemimpinan, disegani oleh rekan bisnis, dan popular di kalangan teman. Keberhasilan terutama berarti kebebasan : Kebebasan dari kekhawatiran, ketakutan, frustasi, dan kegagalan. Keberhasilan berarti rasa hormat kepada Diri sendiri, terus menerus mendapatkan kebahagiaan yang lebih riil dan kepuasan dari hidup ini, mampu mengerjakan lebih banyak bagi mereka yang bergantung kepada Anda, dan kasih sayangnya begitu Anda hargai.

Keberhasilan berarti menang.
Keberhasilan – prestasi – adalah tujuan hidup.
Setiap Manusia menginginkan keberhasilan.
Tak seorang pun senang akan kemiskinan atau hidup dalam keadaan pas-pasan.

Dan kita sebagai Umat Islam sukses itu seperti digambarkan di atas plus kalau Meninggal Dunia : Mendapat keridhoaan di sisi-Nya ! inilah yang disebut ‘ al-insan al-kamil’
Penulis terinspirasi dengan tulisan di atas, dan hal ini - keberhasilan- seperti yang disampaikannnya, sangat potensial untuk menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita. Realistis dan terukur.Tidak ada yang bersifat sulap – akal-akalan, tetapi memang akan menjadi hak azasi kita, bila kita menghendaki dan mempercayainya.
Untuk mencapai kesana penulis kembali kepada pokok bahasan yakni untuk dapat hidup berhasil sebagai mana diuraikan di atas, penulis akan menguraikan Potensi Manusia sebagai alat untuk mencapai keberhasilan, dalam mewujudkan tujuan- kehendak.
Manusia memiliki potensi-potensi yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Pemurah, sebagai Sarana atau Alat ( tool ) untuk dikendalikan dan dikelola Manusia dalam mencapai Cita-citanya.
Dalam Diri Manusia ada tujuh potensi, yakni :

1. ‘Alam al-Jabarut ( Alam Tuhan Yang Maha Kuasa ) ( al-lathifah al-haqiqiyyah )
2. ‘Alam al-‘aql ( Alam Akal / Pikiran ) ( al-lathifah al-khafiyyah )
3. ‘Alam ‘Amr ( Alam Perintah ) ( al-lathifah dzat al-sirriyyah )
4. ‘Alam-i-ulwi ( Alam Ruh / Qalbu ) ( al-lathifah al qalbiyyah )
5. ‘Alam Malakuti ( Alam Energi Cahaya ) ( al-lathifah al-ruhiyyah )
6. ‘Alam Iradah ( Alam Kehendak ) ( al-lathifah al-sirriyyah )
7. ‘Alam al- shaghir ( Alam kecil / Al-insan ) ( al-lathifah al-insaniyyah )  

Ketujuh potensi ini berada dalam setiap pribadi Manusia, tanpa kecuali, dan inilah merupakan Mahluk Ciptaan Yang maha Mutlak, yang paling sempurna.
Bila Anda Mengetahui, Memahami, Dan Menyadari Potensi-Potensi tersebut di atas serta mampu Mengelolanya Secara Tepat dan Benar maka : Anda akan mampu Mengatasi Berbagai Masalah Tanpa Masalah, dan anda akan meraih apa yang disebut al- insan al-kamil, Manusia rahmatan lil’alamin , deskripsinya sebagai berikut :

1. Memiliki Kemuliaan melebihi malaikat, contoh Rasulullah SAW.
2. Memiliki Kekuasaan, Keilmuan, Kekayaan seperti Nabi Sulaiman. As.
3. Memiliki Kesucian, Kemujarobatan seperti Nabi Isa As
4. Memiliki Ketampanan dan Kewaskitaan seperti Nabi Yusuf As.
5. Memiliki Ilmu Hikmah seperti nabi Khaidiri As.
6. Memiliki Kepejuangan dan Keilmuan seperti Nabi Musa As.
7. Memiliki Kesabaran seperti Nabi Syuaib As, dan masih banyak lagi.
8. Memiliki Keinginan untuk mengembangkan potensi Diri, dalam Keberlimpahan kekayaan, Kekuasaan, Kehormatan, Kepemimpinan Kesehatan, Cinta , Kasih Sayang, dan Kemuliaan seperti Anda ?


MAQAM SATU
‘ALAM AL- SHAGHIR
( ALAM KECIL )
( al-lathifah al-insaniyyah )

KESADARAN AKAN EKSISTENSI ‘ALAM AL- SHAGHIR (ALAM KECIL ) DALAM DIRI MANUSIA

I.. ALAM KECIL atau MIKROKOSMOS (‘alam al- shaghir)

KESADARAN AKAN EKSISTENSI ALAM KECIL (‘alam al- shaghir) DALAM DIRI MANUSIA.
‘ALAM AL- SHAGHIR ( alam kecil )
‘Alam Shaghir mengandung seluruh alam dalam bentuk laten. Alam ini adalah Manusia itu sendiri. Makhluk yang namanya Manusia merupakan kompleksitas yang terwujud dari beberapa potensi laten, sebagai kelengkapan sempurna yang dianugerahkan Yang Maha Mutlak kepada ‘penerima amanah Ilahiyyah’ yakni mahluk Manusia – sementara langit, bumi dan gunung menolak amanah Ilahiyyah ini - dalam perpaduannya yang harmoni dan sinergi, secara garis besar Manusia memiliki tidak kurang dari tujuh potensi utama, belum termasuk potensi tambahan yang telah diketahui dan disadari para Nabi dan para Rasul Allah, para awlya dan kaum arif serta penempuh jalan spiritual. Sementara orang ‘awam’ tidak memahami potensi tersebut namun dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak dapat terlepas dari kelengkapan ketujuh potensi – nanti ketujuh potensi ini akan dibahas secara gamblang, salah satunya adalah potensi ‘alam al-shaghir’ ini.
Dan alam semesta ( falak al-hayula ) pun ada dalam ‘alam shaghir ini juga. Atau lebih kongkritnya alam semesta ( falak al-hayula ) pun secara ‘nyata’ terepresentasi dalam ‘alam shaghir.
Sehingga adalah merupakan suatu hal yang ‘alami’ Manusia memiliki kecenderungan dan menyukai bahkan mencintai berbagai materi, beserta perangkat untuk mewujudkan materi seperti kekuasaan, ilmu, dan usaha perdagangan.
Buku ini mewajibkan kita untuk dapat mengendalikan dan mengelola alam materi / Keduniaan secara tepat dan benar. Artinya bagaimana materi itu menjadi alat untuk sarana ‘perjalanan’ menuju cita-cita Yang Maha Tinggi, yakni menuju keridhoan Yang Maha Agung, Allah SWT.

“Bukanlah sebaik-baik kamu adalah orang yang bekerja untuk dunianya saja tanpa Akherat dan tidak pula orang-orang yang bekerja untuk Akheratnya saja dan meningglkan Dunianya, dan sesungguhnya sebaik-baiknya kamu adalah orang yang bekerja untuk ( Akherat ) dan untuk ( Dunia )”
( Al Hadits ).

Untuk menyadari tugas kita sebagai Manusia, adalah menjadi kewajiban kita untuk mengetahui ‘Amanah’ apa yang telah kita pikul yang telah kita ‘sanggupi’ untuk dilaksanakan, sementara Langit, Gunung dan Bumi menolak Amanah ini ? Mengapa ?

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semua enggan memikulnya dan merasa berat dari padanya dan Manusia memikulnya sesungguhnya dia adalah zalim lagi bodoh.”
(QS Al Ahzab – golongan-golongan [33] : 72)

Amanat ditawarkan kepada langit dan bumi, tapi mereka menolak untuk mengembannya. Manusialah yang menerima amanat itu. Amanat itu adalah bertindak selaku lokus manifestasi dari Nama Serba Meliputi, yakni Allah. Manusia Paripurna adalah orang yang memenuhi amanat ini. Oleh karena itu, dia berhak dan pantas menjadi Wakil ( khalifah ) Allah di muka bumi. 

Manusia sebagai penerima dan pelaksana amanat dari Yang Maha Kuasa, maka dalam kapasitas ‘mandataris’Allah di muka bumi, kita tetap harus menyadari dan memahami ‘otororitas ‘ apa yang harus di kenakan sebagai jubah keManusiaan ? Yang sudah logis, tentu saja Manusia adalah sebagai hamba Allah, ‘abdi Allah dan Penyembah Allah. Dihadapan-Nya adalah mustahil kita mengambil hak-Nya sebagai Tuan ? Sekali lagi yang pasti kita adalah ‘Abdi-Nya. Karena sebagai ‘Abdi-Nya, maka kita wajib mutlak untuk benar-benar pasrah dan tunduk pada Kehendak Allah.

“Dan Aku tidak ciptakan jin dan Manusia supaya mereka menyembah-Ku.”
(QS Adz Dzariat – Angin yang menerbangkan [51] : 56)


1. ALAM SEMESTA ATAU DUNIA ( ‘ALAM )

INSAN KABIR ( Alam Semesta / Makrokosmos )

Insan Kabir, Istilah ini diterapkan pada alam semesta, makrokosmos. Tanda-tanda ( ayat ) Allah dijumpai dalam cakrawala - makrokosmos, dan dalam Diri kita sendiri-mikrokosmos.Alam semesta adalah Manusia besar (insane kabir) dan Manusia adalah alam semesta kecil (‘alam shaghir ).
 Alam Semesta (‘alam ) memiliki sejarah. Bintang – bintang terbentuk, berevolusi, melepas energi, dan berubah ukuran. Galaksi-galaksi saling menjauh : Alam Semesta mengembang.
 Ketika melihat bintang atau galaksi, yang terlihat oleh kita bukanlah keadaan mereka sekarang, tetapi keadaan mereka ketika melepaskan cahaya yang terlihat sekarang.
Cahaya dari galaksi Andromeda misalnya, butuh waktu 2.300.000 tahun untuk mencapai Bumi, sehingga Andromeda yang terlihat dari sini sekarang, adalah Andromeda 2.300.000 tahun yang lalu. Jarak yang ditempuh cahaya dalam setahun disebut satu tahun cahaya (tc).Andromeda berjarak 2.300.000 tahun cahaya dari sini.
Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Tuhan menciptakan Alam Semesta dalam enam masa tanpa mengalami Keletihan yang selanjutnya Dia bertakhta di atas segala singgasananya dan mengatur segala ciptaannya ;

 “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa ( hari ) kemudian Dia bersemayam di atas Arsy tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak ( pula ) seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan ; Dia mengatur urusan dari langit ke bumi kemudian ( urusan ) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu.”
 ( QS As Sajdah - Sujud [32] : 4 - 5)

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. Dan diciptakannya pula matahari, bintang-bintang ( masing-masing ) tunduk kepada perintah-Nya ingatlah! Menciptakan dan memerintah adalah hak Allah. Maha Suci Allah Tuhan Semesta Alam.”
(QS Al A’raaf – tempat tertinggi [7] : 54)

KOSMOLOGI MODERN DIAWALI DENGAN BEBERAPA ASUMSI DASAR:

1. Alam Semesta tersusun atas atom- atom dari jenis yang sama seperti yang berada di Bumi.
2. Hukum-hukum alam yang berlaku di Bumi juga berlaku bagi seluruh Alam Semesta.
Gagasan mengenai “hukum alam” berawal setidaknya pada Rene Descartes, filsuf Prancis abad ketujuh belas, ia berujar :” saya menduga bahwa Tuhanlah yang mengatur Alam Semesta dengan ‘hukum alam’ yang telah ditetapkan atasnya sejak permulaan.”
Dalam sains modern ‘hukum alam’ adalah cara untuk merumuskan keteraturan gejala-gejala alam.
3. Hukum-hukum alam yang berlaku sekarang juga berlaku di masa lalu.

Materi terkecil yang kita kenal, disebut Atom. Teori klasik tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus yang menyatakan bahwa “ Atom tidak dapat dibagi-bagi, dan memiliki segala bentuk dan ukuran, tetapi sangat kecil sehingga tak dapat dilihat.”
Di bawah kondisi-kondisi yang berlaku di Bumi, umumnya materi terdapat dalam bentuk susunan atom-atom. Setiap atom memiliki sebuah inti ( nucleus), yang dikelilingi oleh awan electron. Hampir semua massa atom berkumpul di inti. Atom-atom bergabung untuk membentuk molekul; dalam suatu senyawa kimia murni setiap molekul terbentuk dari kombinasi atom-atom yang sama. Contohnya setiap molekul air terDiri dari dua atom hydrogen dan satu atom oksigen.
Gaya yang mengikat electron di dakam atom adalah gaya-gaya elektromagnetik. Kepekaan terhadap gaya-gaya elektromagnetik ini diukur melalui besarnya muatan listrik, yang mungkin positif atau negatif. Inti atom diberi muatan. Demikian pula electron-elektron yang mengelilinginya. Disepakati muatan inti atom adalah positif, sedangkan muatan electron adalah negatif. Muatan yang berlawanan saling menolak dan muatan yang sejenis saling menarik.
Untuk memahaminya , bayangkan inti atom terDiri dari proton dan neutron (proton dan neutron tersusun dari partikel paling dasar saat ini adalah quark ). Menurut perjanjian, satuan muatan listrik adalah muatan proton : sebuah proton bermuatan +1. Sebuah electron bermuatan –1. Neutron tak bermuatan. Sebuah atom yang berDiri sendiri – atom netral - memiliki muatan total nol. Banyaknya electron dalam awan di seputar inti sama dengan banyaknya proton di dalam inti, yang disebut nomor atom


MAQAM DUA
ALAM MALAIKAT
( ‘ALAM AL-MALAKUT )
KESADARAN AKAN
EKSISTENSI ALAM MALAIKAT ( ‘ALAM AL-MALAKUT ) DALAM DIRI MANUSIA

‘ALAM AL-MALAKUT
Alam Kerajaan, Kekuasaan, Kehendak, dan Pengetahuan. Kerajaan batiniah. Alam penyaksian, Alam Gaib, atau Alam bentuk-bentuk halus. Alam ini menunjukkan Sifat-sifat Ilahi. Taman-taman dalam Alam ini disinari oleh Keindahan Muhammad Al-Mushtafa, sang penengah antara yang kasat mata dan Yang Gaib .

“Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari nur atau cahaya.” ( HR Muslim dari Aisyah ), untuk berbakti kepada-Nya, tunduk kepada kekuasaan-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya.

“Substansi malaikat terbuat dari cahaya. Cahaya pembentuk malaikat bukanlah Cahaya Allah itu sendiri, melainkan pancaran dari Cahaya atau Wujud Mutlak. Karena para malaikat mengelilingi Singgasana Ilahi ( al-‘arsy ), maka hakikat-hakikat Ilahi pun mengelilingi hati sang pencinta Allah.”
Indra biasa tidak dapat menangkap wujud malaikat karena keghaibannya. Dalam Islam percaya kepada malaikat merupakan salah satu dari 5 rukun iman.
Malaikat diciptakan lebih dahulu dari pada Manusia. Malaikat bertempat di alam roh tetapi dapat turun ke alam dunia atas perintah Allah SWT .
Jumlah malaikat sangatlah banyak adapun yang kita kenal adalah 10 malaikat dengan tugas khusus :
1. Jibril : Penyampai wahyu kepada para nabi
2. Mikail : Pembagi rezeki.
3. Israfil : Peniup sangkakala hari kiamat.
4. Izra’il : Pencabut nyawa.
5. Munkar & : Penanya orang di alam kubur
6. Nakir : Penanya orang di alam kubur
7. Raqib : Pencatat amal baik
8. Atid : Pencatat amal buruk.
9. Malik : Penjaga Neraka
10. Ridwan : Penjaga Surga

Demikian yang kita pahami tentang perlunya ‘beriman kepada malaikat’ yang baku dalam ajaran islam.
Penulis mencoba untuk memahami ‘ potensi al-malakut’ dari kaca mata ilmiah, yang hasilnya mengukuhkan ‘kebenaran dogmatis’ dalam ajaran Islam tentang wajibnya beriman kepada malaikat – malaikat-Nya.
Salah satu kesempurnaan Ciptaan Yang Maha Mutlak Allah SWT yang berwujud Manusia, telah dilengkapi dengan salah satu ‘ potensi al-malakut’ yang ada dalam Diri Manusia, yang akan menjadi penopang pelaksanaan ‘manajemen al-Ilahiyyah’ dalam hidup dan kehidupannya Manusia, dan bersifat obyektip. Apa yang ditanam itulah yang akan dipetik.
 “Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari nur atau cahaya.” ( HR Muslim dari Aisyah ), untuk berbakti kepada-Nya, tunduk kepada kekuasaan-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya. Hadist Ini yang dipahami penulis sebagai ‘manajemen al-Ilahiyyah’.
Buku ini dimaksudkan untuk membangunkan serta menyadarkan potensi-potensi yang dimiliki Manusia, seperti potensi al-malakuti sebagai anugerah dari Yang Maha Sempurna, dalam mengendalikan dan mengelola Dirinya untuk meraih hidup sukses, secara hakiki dalam alam kehidupan ( falak al-hayah ) saat ini dan nanti.
Penulis berpendapat bahwa malaikat yang diciptakan dari energi cahaya, secara ilmiah sangatlah bersesuaian dengan eksistensinya sebagai mana diungkapkan oleh ilmuwan besar, Albert Einstein ujarnya :

“Dimulainya massa dapat berubah bentuk menjadi energi atau sebaliknya. Energi itu tidak hilang ; energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tapi tak ada suatu prosespun yang diketahui dapat menciptakan dan memusnahkannya. Energi dapat mewujudkan Dirinya sebagai massa, berdasarkan rumus Einstein E = mc”
Akibatnya, energi dapat berubah bentuk menjadi energi lain. Sebagai contoh manifestasi energi ; cahaya tampak, gelombang radio, infra merah, radiasi ultra violet, sinar x dan sinar gamma.
Dorongan, Niat, Motivasi, Tindakan, Aksi dan segala sesuatu yang membutuhkan proses energi, dalam manifestasi energi ; cahaya tampak, gelombang radio, infra merah, radiasi ultra violet, sinar x dan sinar gamma proses kimiawi ada dalam domain Al-malakut untuk mencapai proses terjadi atau tidak terjadi, sukses atau gagal sesuatu tujuan setelah terpenuhinya atau tidak terpenuhinya ‘ketentuan’ baku
( qadar ) / hukum alam / sunatullah untuk mencapai keterwujudan tujuan.
Sehingga Potensi al-malakut sebagai ‘executor’ dari alam perintah, yang dikendalikan / dikelola oleh alam pikiran yang mendapat masukan dari alam kehendak, yang akan terwujud atau tidak terwujud dalam alam materi.
Ini yang penulis sebut dengan salah satu unsur dalam proses ‘manajemen al Ilahiyyah’. Dan hal ini saling terkait dengan ke potensi lainnya, dalam suatu sinergi yang harmoni, sebagai pengejawantahan dari Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam suatu timbangan yang adil, obyektif , tepat dan benar sesuai dengan kaidah keselarasan hukum alam / Sunatullah. Dan bersifat exact ( pasti ).
Inilah salah satu Potensi Manusia yang belum terbangkitkan secara sadar, dipahami, diyakini dan dikendalikan dalam mengelola hidup untuk meraih ‘kemenangan, kesuksesan, keberhasilan, kemuliaan, keterwujudan tujuan’.

“Ubahlah pikiran-pikiran Anda maka Anda mengubah dunia Anda”, demikian ujar Norman Vincent Peale.
MAQAM TIGA
ALAM AKAL
( FALAK Al-‘AQL )

KESADARAN AKAN
EKSISTENSI ALAM AKAL ( FALAK Al-‘AQL )– MANUSIA

Apakah akal ( al’aql ) itu?
“Al-‘aql : Intelek atau fakultas penalaran. Kata ‘aql berasal dari’iqal yang berarti ‘belenggu’. Akal membelenggu dan mencengkram Manusia dan menghalangi Dirinya dalam menempuh tahapan-tahapan akhir kenaikan menuju Allah ( mi’raj ). Dalam kenaikan menuju Allah ( mi’raj ) ini, terdapat suatu tempat yang disebut dengan “Pohon Teratai di Batas terjauh” ( sidrah al-muntaha ) yang menunjukkan “tempat” akal ( belenggu ) harus ditinggalkan. Dari tempat ini, sang penempuh jalan ( salik ) meneruskan perjalanan dengan cinta ( ‘isyq ), kerinduan ( syawq ), dan ketakjuban ( hayrah ). Pada waktu mi’raj Nabi Muhammad SAW., di sidrah al-muntaha inilah sahabat nya, Malaikat Jibril, berhenti karena takut hancur dan musnah. Kedudukan takut adalah kedudukan tertinggi yang bisa dipakai oleh akal.
Seseorang yang mengetahui disebut al’aqil, dia adalah seorang yang cerdas. Al’aqil tidak selalu menunjukkan seseorang yang mengetahui Allah melalui berbagai penyingkapan ( kasyf ). Al’aqil bisa juga mengetahui lewat penalaran dan pemikiran yang merupakan bentuk pengetahuan yang lebih rendah.
Sementara diketahui ada lima hakikat akal ( al-‘aql ) :

1. Akal Pertama ( al-‘aql al-awwal )
2. Akal Universal ( al-‘aql al kulli )
3. Akal Keseluruhan ( ‘aql-I-kull )
4. Akal Murni ( ‘aql mujarrad )
5. Akal yang sempurna ( ‘aql-I-salim )

Tidak seorangpun mengetahui hakekat akal. Kita tidak mengetahui hakekat mutiara berharga ini dalam pandangan Islam dan Al Qur’an. Al Qur’an mengatakan bahwa akal tak dapat diketahui. Apa yang diketahui dari pemahaman akal adalah bahwa pemikiran merupakan buah dari akal. Seseorang yang berpikir dinamakan orang yang berakal.
Imam Ash Shadiq AS mengatakan, “perbedaan antara orang berakal dan orang dungu adalah orang berakal mengucapkan suatu ucapan dengan pertimbangan dan melakukan suatu perbuatan dengan pertimbangan. Ia berpikir terlebih dahulu lalu berkata atau berbuat. Orang dungu sebaliknya. Ia berbicara atau bertindak tanpa pertimbangan dan tanpa perhitungan. Ia berbuat terlebih dahulu lalu menyesali perbuatannya”.
 “Akal adalah sesuatu yang dengannya Ar Rahman ( Allah ) disembah dengannya diperoleh surga” demikia Imam Ash Shadiq AS.
Ucapan penghuni neraka dalam Al Qur’an : “Sekiranya kami mendengar atau memikirkan ( peringatan itu ) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS Al Mulk [67] : 10)
Orang-orang berakal adalah mereka yang mengikuti kebaikan dan meninggalkan keburukan. Berbahagialah orang yang keluar dari dunia ini dalam keadaan selamat, didunia ia berpikir tentang alam kubur, kiamat, surga, dan neraka


MAQAM EMPAT
ALAM KEHENDAK
( FALAK AL-IRADAH )
KESADARAN AKAN
EKSISTENSI ALAM KEHENDAK ( FALAK IRADAH )– MANUSIA

“Iradah adalah kepedihan cinta dalam hati. Tidak ada kebebasan memilih dalam hal kehendak. Sebab, ketika kehendak atau kemauan memenuhi hati, sang pencinta pun diliputinya. Dia terpaksa mencari sang Kekasih dengan segenap wujudnya.Murid adalah ‘seseorang yang menginginkan atau menghendaki Pengetahuan Allah.
Al-iradah al-hubbiyyah adalah kehendak cinta. Dengan kehendak cinta inilah Allah mengarahkan perhatian-Nya pada sesuatu yang mungkin ( mumkin ) dan mewujudkannya. Kehendak Cinta adalah kekuatan pendorong. Dengannya, Khazanah Tersembunyi menampakkan Diri.”

“Allah pencipta langit dan bumi dan bila Dia berkehendak Dia hanya mengatakan kepadanya, “ Jadilah!” lalu jadilah Ia” (QS Al Baqaraah - sapi betina [2] : 117 )

“Sesungguhnya perintahnya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya “jadilah!” maka terjadilah ia.” ( QS Yaasin [36] : 82 )

“Apa yang kamu kehendaki, ( tidak dapat terlaksana ) kecuali dengan kehendak Allah jua “ ( QS.Al-Insan [76] :30 )

“Siapa yang hendak beriman silahkan beriman, siapa yang hendak kufur silahkan juga kufur.” ( QS Al-Kahf [18]:29 )

“Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu lakukan.” ( QS.Al-Shaffat [37]:96 )

Kaum arif berpandangan bahwa kecenderungan ini ada dalam setiap partikel di alam semesta, termasuk dalam Diri Manusia-sekalipun kecenderungan ini kadang-kadang sangat tidak tampak lantaran Manusia terpukau oleh hal-hal lainnya yang memalingkan perhatiannya dari hal itu. Dalam Diri Manusia, kecenderungan pasif ini biasanya bangkit hanya ketika perhatiannya terus menerus diarahkan kepadanya. Pembangkitan kecenderungan inilah yang disebut iradah ( kehendak )
Abdurrazzaq Al Kasyani mendefinisikan iradah sebagai berikut : ‘ Iradah adalah gejolak api cinta. Manakala api ini disulut dalam kalbu dan hatinya, Manusia pun mulai menanggapi seruan kebenaran.’ Sedangkan Abdullah Al Anshari mendefinisikan iradah sebagai berikut: ‘ Iradah berarti menanggapi seruan kebenaran atas kemauan dan kehendak Diri sendiri’
Alam Iradah berkaitan dengan berbagai kehendak Manusia

MAQAM LIMA
ALAM SPIRITUAL atau PERINTAH
( ‘ALAM AL‘AMR )

KESADARAN AKAN
EKSISTENSI ALAM SPIRITUAL atau PERINTAH
( ‘ALAM AL‘AMR ) DALAM DIRI MANUSIA

‘ALAM AL-AMR ( alam perintah )
Alam spiritual atau alam perintah. Alam yang didalamnya tidak ada waktu dan materi.’Alam al-amr inilah diciptakan Allah tanpa sebab sekunder.

“Sesungguhnya perintahnya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya “jadilah!” maka terjadilah ia ( QS Yaasin [36] : 82 )


MAQAM ENAM
ALAM ROH
( ‘ALAM-I-ULWI )

KESADARAN AKAN EKSISTENSI ALAM ROH ( ‘ALAM-I-ULWI ) DALAM DIRI MANUSIA

‘ALAM-I-ULWI ( alam ruh )
‘Alam lebih tinggi.Alam Ruh.Terdapat hubungan antara Alam Ruh dan esensi hati Manusia. Melalui hubungan ini- yang merupakan rahasia Allah- hati seorang Manusia yang disucikan bisa naik ke alam spiritual ketika mendengarkan konser spiritual.
 ‘ALAM AL-ANFAS ( alam nafas )
Alam nafas. Kehidupan itu sendiri. Nafas pun di hisab. Nafas terahir Manusia berakhir di ‘alam al-anfas.
‘ALAM AL-MULK
Alam materi, Kerajaan lahiriah, Alam peristiwa, atau Makrokosmos
‘ALAM AL-NASUT
Alam Panca indera Manusia
‘ALAM AL- SHAGHIR ( alam kecil )
‘Alam Shaghir mengandung seluruh alam dalam bentuk laten. Alam ini adalah Manusia itu sendiri.

MAQAM TUJUH
‘ALAM AL-JABARUT
( Alam Tuhan Yang Maha Kuasa )
( al-lathifah al-haqiqiyyah )

KESADARAN AKAN EKSISTENSI ALAM TUHAN YANG MAHA KUASA DALAM DIRI MANUSIA

‘ALAM AL-JABARUT ( Alam Tuhan Yang Maha Kuasa )
Alam Tuhan Yang Maha Kuasa. Alam Sumber. Ini adalah Hakikat Muhammad yang berhubungan dengan tingkatan Sifat-sifat. Di dalam Alam ini terdapat berbagai kolam atau wadah non-manifestasi yang darinya memancar Eksistensi. Kolam-kolam ini adalah Cahaya Muhammad ( Nur Muhammadiyyah ) yang karenanya seluruh ciptaan ini diadakan.

‘ALAM AL-LAHUT
Alam Ketuhanan.
Ini adalah kekuatan hidup yang meliputi segala sesuatu yang ada.

“Dan di Bumi itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang yakin ; dan pada Dirimu sendiri, apakah kamu tidak memperhatikan?” ( QS Adz Dzariaat – angin yang menerbangkan [51] : 20 –21 )


Nabi Muhammad SAW menyinggung dan memberi isyarat kepada sahabatnya Abu Dzarr Al Ghiffari : “Sembahlah Allah seakan-akan engkau sedang melihat-Nya. Dan jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”

Jumat, Agustus 28, 2009

Hakekat Perbuatan Rasulullah


Katakanlah “Aku bukanlah Rasul pertama diantara para Rasul dan aku tidak mengetahui apa yang diperbuat terhadapku  dan tidak terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku  dan aku tidak lain seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.”
( QS Al Ahqaf – bukit pasir [46] : 9 )


“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru ; Dan tiadalah yang diucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya ; Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.”
( QS An Najm - bintang [53] : 1 – 4 )


“Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah suri teladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. “
( QS Al Ahzab – gol. yg bersekutu [33]:21 )

SELF: Sukses adalah taqdir Anda.

Dan Tulisan ini lebih banyak mengedepankan Al-Qur’an, alasannya, karena Kitab Suci ini merupakan sumber utama ajaran Islam yang telah melahirkan sekian banyak disiplin ilmu Keislaman, sekaligus menjadi rujukan untuk penetapan bahkan pembenaran sekian rincian ajaran.

Dibandingkan pendapat penulis sendiri atau yang lainnya, yang sangat terbatas ini. Al-Qur’an telah sangat memadai untuk dijadikan ‘referensi utama’dari upaya penulisan buku ini sesuai judul buku, bahkan Al-Qur’an diyakini penulis memiliki makna yang maha dalam, nun jauh disana dalam kebenaran Yang Maha Mutlak, sungguh maha luas maknanya dari yang penulis pahami maksudnya, dengan segala kerendahan hati dalam keterbatasan ini diharapkan penulis dapat menyampaikan sesuatu yang menurut penulis akan menjadi amal ibadah penulis untuk memohon keridhoan dan ampunan-Nya, agar penulis tidak menjadi Manusia yang sia-sia, saat ini dan nanti. Demikian juga diharapkan pembaca mendapat hal yang sama seperti cita-cita penulis, mudah-mudahan.

“Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menjadikan kamu sia-sia dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami lagi ?”
(QS Al mu’minun – orang-orang beriman [23] : 115 )

Mengapa demikian ? singkatnya penulis langsung kepada persoalan utama kita sebagai Manusia yang semuanya memiliki cita-cita meskipun dalam realita berbeda-beda, adakah yang salah ?
Apakah saat ini Anda sedang menjalani hidup sukses dengan serba keberlimpahan materi meskipun ‘keluarga berantakan’ atau berbagai ‘problema Diri’ dalam hiruk pikuk gemerlapnya kehidupan dunia ? atau Anda termasuk yang sedang menjalani ‘seolah-olah hidup sukses’ padahal ?, atau Anda hidup ‘biasa-biasa’ saja tanpa memperdulikan kategori-kategori sukses atau tidak, meskipun ada keinginan untuk menikmati kehidupan yang berkelimpahan materi, namun apa daya? Mengapa demikian ? Apa urgensinya buku ini ? Mengapa Anda harus sesegera mungkin ‘terlibat’ dalam eksplorasi buku ini beserta kegiatan pelatihannya ?

Perkenankanlah saya untuk menyampaikan alasan-alasan mengapa buku ini menjadi penting buat Anda.
Dalam dekade tujuh tahun terahir ini saya menyaksikan ‘kenyataan-kenyataan’ yang antagonis, memprihatinkan, yang melanda negeri tercinta ‘yang subur makmur, loh jinawi’ ; ‘tongkat kayu jadi tanaman’; Dan alam memang demikian adanya, alam senantiasa mengelola Dirinya secara harmonis, namun sebaliknya dengan mahluk yang namanya ‘Manusia’ dalam kurun waktu tersebut demi mengejar ‘ hidup sukses’ telah dengan sangat terang-terangan menghalalkan segala cara.

Buku ini diharapkan akan menjadi pegangan, telah dilakukan dengan perbuatan yang tidak terpuji; mereka dengan berbagai latar belakang sosial status dari mulai yang kiayi sampai priyayi, dari yang pengusaha sampai penguasa, lengkaplah sudah.

Sebagai bukti diberitakan media cetak dan elektronik belakangan ini, ‘tokoh-tokoh’ demi meraih hidup sukses yang telah menjadi rahasia umum seperti :

• Pejabat publik institusi yang mengurusi jalannya demokrasi dengan latar belakang akademisi, tokoh LSM, guru besar, aktivis masyarakat dan serenceng status sosial lainnya, dengan jelas dan terbukti telah melakukan : Penyuapan dan Korupsi. Menurut ukuran materi, kekuasaan dan kehormatan, mereka hidup sukses secara berkelimpahan, berkuasa dan terhormat, namun dari cara, metode dan pola pikir mereka jelas-jelas melakukan ‘kesalah kaprahan’ dalam metoda mengelola hidup, dengan berahir penyesalan sepanjang hayat mereka, dan lebih celaka lagi, beban moral ini ditanggung oleh keluarga, karena hukuman masyarakat lebih kejam, dari hukum manapun juga.

• Dan paling menyedihkan dan memalukan, Korupsi ratusan milyar yang dilakukan oleh oknum pejabat Departemen yang mengurusi soal ibadah umat Islam ( urusan Haji ) demi mengejar ‘hidup sukses seolah-olah’ mereka berani menghalalkan segala cara.

Pedoman dan panduan hidup secara nyata, dan hasilnya langsung dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari secara nyata pula.

Menjadi Kaya raya dengan tidak harus melakukan korupsi atau menipu;
Menjadi Penguasa dengan tidak harus melakukan money politic;atau Curang
Menjadi Sehat dengan tidak harus tergantung dokter dan obat-obatan;
Menjadi Cerdas secara alamiah.-

Tidak butuh waktu tahunan, cukup beberapa bulan, atau bahkan mungkin minggu plus mengikuti Pelatihan Intensif, telah dapat dirasakan hasilnya untuk selamanya: “Bagaimana ‘nikmat’nya mengelola hidup sukses sesuai fitrah Manusia, dengan membangkitkan potensi-potensi spiritual Anda, yang pada ahirnya semua akan berjalan seperti air mengalir mengikuti arus “Qudrat dan Iradah-Nya”, hanya ada satu keniscayaan yakni sampai ketujuan, luar biasa dahsyatnya, bahkan bisa lebih dari itu.

Yang Pasti buku ini lebih banyak mengetengahkan kutipan-kutipan dari Al-Qur’an, dan yang pasti pula buku ini tidak akan ada manfaatnya bagi anda yang ragu-ragu atau ragu sempurna..
Tahap awal yang diperlukan haruslah ‘yakin’ sempurna, bahwa setiap orang memiliki potensi yang dianugerahkan oleh Yang Maha Mutlak, untuk dapat mengelola hidup sukses secara hakiki saat ini dan nanti.

Sebagai mana disitir oleh Vincent M.Roazzi mengatakan :”Kalau kita biarkan alam menempuh jalannya sendiri, kita akan mencapai potensi maksimal kita ; Kita, manusia, terus berupaya menjadikan segalanya lebih baik, padahal mereka sudah sempurna sedari awalnya; Sama seperti halnya segalanya di alam semesta ini sudah sempurna, demikian jugalah Anda. Sukses adalah taqdiri Anda.”

Kamis, Agustus 27, 2009

Al-Qur’an banyak mengulang-ulang bagai mana pentingnya akal pikiran.

POTENSI MANUSIA

OTAK MANUSIA

Tidak banyak orang yang mengetahui, memahami, menyadari :
Bagaimana sesungguhnya potensi otak Manusia ?
Bagaimana sifat-sifat fisiknya ?
Bagaimana cara kerjanya otak Manusia ?
Sejauh mana potensi otak dapat dioptimalkan ?
Hubungan antara kesuksesan dengan potensi otak seseorang ?
Apakah meningkatnya usia identik dengan menurunnya potensi otak ?

“Otak Manusia sungguh merupakan anugerah yang maha dahsyat yang dimiliki Manusia, hal ini dinyatakan oleh para ahli di bidang psikologi, biokimia, fisika, dan matematika bahwa potensi otak Manusia sungguh sangat luar biasa dahsyatnya dari pada yang kita fahami dan kita bayangkan selama ini.Kapasitas atau potensi otak yang kita manfaatkan selama ini, termasuk oleh jenius-jenius dan ilmuan besar dunia, yang baru dimanfaatkan barangkali tidak sampai satu persen, artinya masih ada potensi “idle” sebesar sembilan puluh sembilan persen.”

Rendahnya pemanfaatan potensi otak bukanlah bersumber dari kondisi obyektif potensi otak itu sendiri, melainkan dari kurangnya pengetahuan terkini yang lebih maju : tentang struktur otak dan cara kerjanya. Pengetahuan tentang potensi otak akan memudahkan kita untuk mengatasi masalah ini serta memungkinkan kita untuk memanfaatkan potensi otak kita secara optimal.

Pengetahuan tentang Pemanfaatan keajaiban Otak, adalah merupakan salah satu alat / pendukung dalam mengelola hidup sukses seseorang, tanpa peduli asal usul, status social, umur, jenis kelamin dan pendidikan .

Pengetahuan ini bersifat obyektif. Syaratnya asal ada kemauan untuk belajar, latihan dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.Jadilah ia Manusia yang beruntung !

Sehingga dalam buku ini pembahasan tentang hal ihwal yang berhubungan dengan potensi otak Manusia, akal dan pikiran akan lebih banyak menyita halaman, mengingat potensi yang dimilikinya sedemikian sangat penting sebagai ‘perdana menteri negara Manusia’ yang ‘presidennya adalah hati’.

PERKEMBANGAN PENGETAHUAN TENTANG OTAK

Orang primitif tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang otak. Bahkan sebelum jaman Yunani, pikiran dianggap bukan bagian dari tubuh Manusia, melainkan roh ( spirit ) berbentuk gas, uap, atau tanpa wujud.

Bahkan Aristoteles, filsuf dan bapak ilmu pengetahuan modern pun menyimpulkan bahwa pusat sensasi ( indera ) dan ingatan kita terletak dalam jantung.

Selama jaman Renaisans, yang merupakan jaman kebangkitan intelektual, ahirnya disadari bahwa pusat pikiran dan kesadaran Manusia terletak di dalam kepala.

Pengetahuan mutahir tentang potensi otak yang significant adalah telah diketahuinya bahwa otak Manusia terDiri atas dua belahan, yakni belahan kiri dan belahan kanan, dengan fungsi masing masing belahan mengendalikan belahan badan yang berlawanan sisi.

Sejumlah lompatan besar tentang perkembangan potensi otak, ditemukan oleh para ilmuwan sebagai berikut :

Robert Orsnstein membuktikan bahwa masing-masing belahan otak itu mengendalikan aktivitas-aktivitas intelektual yang berbeda, disamping aktivitas-aktivitas fisik yang berbeda pula, secara umum,

belahan otak kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental berikut :

1. Matematika;
2. Bahasa;
3. Logika;
4. Analisis;
5. Menulis
6. Aktivitas-aktivitas lain yang sejenis kelima aktivitas di atas.

Sedangkan belahan otak kanan, menangani aktivitas seperti :
1. Imajinasi;
2. Warna;
3. Musik;
4. Irama /Ritme;
5. Melamun;
6. Aktivitas-aktivitas lain yang sejenis kelima aktivitas di atas.

Ornstein menemukan bahwa orang yang sudah terbiasa memakai salah satu belahan otaknya, relatif sulit menggunakan belahan otak lainnya, baik dalam situasi umum maupun khusus.

Ia menemukan bahwa apabila belahan otak yang “lebih lemah” diriangsang dan disuruh bekerja bersama belahan otak yang “lebih kuat” maka akan tercipta kemampuan dan efektivitas otak jauh lebih besar ( tinggi).

Bahkan peningkatan dari hasil kerja sama kedua belahan otak tersebut, melampaui dari yang diperkirakan ornstein yakni meningkat dan efektivitasnya bisa mencapai 5 hingga 10 kali lipat .

Sebagai contoh Albert Einstein, fisikawan dan matematikawan termasyhur, menghayal terlebih dahulu hukum-hukum alam semesta, kemudian menerangkannya dengan kemampuan matematisnya. Kombinasi kerja kedua belahaan otak inilah yang menghasilkan suatu teori Relativitas yang sangat menggemparkan masyarakat ilmuwan saat itu.

Kesimpulan yang menggembirakan dari hasil penelitian Ornstein adalah kita semua berpotensi hidup sukses sebagai ilmuwan sekaligus sebagai seniman yang hebat, asal ada kemauan yang kuat, tidak pernah berhenti belajar untuk mengasah kedua belahan otak kiri dan kanan, serta mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari, tunggu apa lagi ?

• Pyotr Anokhin menemukan dengan mikroskop mutahirnya, bahwa otak terDiri atas jutaan sel-sel kecil yang dinamakan neuron.

• Ia menyadari bahwa yang menentukan tingkat intelegensia seseorang bukanlah jumlah sel otaknya, melainkan tonjolan-tonjolan tentacle sel-sel otak.
Ia menemukan bahwa setiap tonjolan atau protuberans ini berhubungan dengan setidak tidaknya satu protuberans yang lain dan dengan tenaga elektrokimiawi kedua protuberans ini membentuk suatu pola hubungan dengan protuberans atau gugus protuberans yang lain.
Ia menemukan juga bahwa otak merupakan suatu pola atau jaringan yang dibentuk ribuan protubernas yang terdapat pada tentacle jutaan sel-sel otak.
Berdasarkan perhitungan Anokhin, jumlah ( panjang ) hubungan dan alur yang dibentuk oleh satu otak ekivalen dengan 10 juta kilometer.

• Dan para ilmuwan dengan mikroskop elektronnya, menemukan bahwa masing-masing belahan otak mengandung 10.000 milyar sel otak. Masing-masing sel ini bagaikan gurita berlengan banyak, yang mempunyai nucleus dan sejumlah tentacle yang menyebar ke berbagai arah. Juga diketahui bahwa masing-masing tentacle memiliki ribuan protuberans atau tonjolan.

Berdasarkan temuan ahli – ahli Arkeologi dunia, Manusia telah menghuni planet bumi ini selama Puluhan ribu tahun tetapi bukan tidak mungkin dimasa yang akan datang muncul perkembangan baru dengan ditemukannya fosil-fosil Manusia purba yang berumur jutaan tahun sekaligus ditemukan tehnologi baru yang lebih canggih dan akurat dalam menentukan umur fosil Manusia purba.

Ratio / pemikiran atau dengan kata lain daya pikir merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Manusia sebagai Khalifah di Planet Bumi ini. Dengan karunia daya pikir inilah Tuhan membekali Manusia untuk memberdayakan dan mengembangkan Diri mereka sendiri melalui proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan & tehnologi agar Manusia bisa survive dan exist di muka bumi.
Dan sebagai bukti mulai jaman pra sejarah yang penuh tantangan dan survival dalam mempertahankan keberadaan atau existensinya sebagai salah satu makhluk yang menghuni planet bumi sampai pada era teknologi informasi yang mengarah pada globalisasi pada saat sekarang ini.

Mahluk Manusia yang diturunkan Allah ke Bumi dan dimulainya sejarah keManusiaan, sebagai wakil Allah ( khalifah Allah ) dimuka bumi untuk pertama kalinya di amanatkan kepada Manusia pertama Nabi Adam as; waktu berganti, zaman berubah, sejarah berkembang telah banyak Manusia-Manusia utama hadiri dalam sejarah peradaban Manusia, konon nabi-nabi yang pernah ada di muka bumi ini mencapai +/- 124.000 –134.000 nabi, namun wajib kita ketahui dan diyakini cukup 25 nabi dan dari jumlah tersebut beberapa menyandang Rasul, dengan ditutup oleh nabi terahir sekaligus sebagai Rasul Allah, yakni Muhammad Rasulullah saw.

Muzijat terbesar yang diamanatkan kepadanya adalah Al-Qur’anul karim, sebagai petunjuk hidup dan kehidupan bagi seluruh Umat Manusia, agar Manusia mengelola hidupnya mencapai kesuksesan didunia dan diahirat, sebagai insane kamil, yang memiliki potensi ratio /pemikiran agar Manusia menggunakannya sebagai anugerah dan karunia terbesar yang diamanatkan Allah hanya kepada Manusia, yakni akal-pikiran, potensi inilah yang menjadikan Manusia dilebihkan dari mahluk lainnya, termasuk dengan malaikat, atau sebaliknya yang menyia-nyiakan potensi akal pikiran akan jatuh lebih rendah dari binatang.

Al-Qur’an banyak mengulang-ulang bagai mana pentingnya akal pikiran, sebagai mana disebutkan , Firman Allah SWT:

“(Rasul- Rasul diutus ) dengan bukti-bukti dan kitab-kitab. Dan kami menurunkan Al - Qur’an kepadamu supaya engkau menjelaskan kepada Manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir.”
(QS. An-nahl- lebah [16] : 44 )

“Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan di atasnya gunung-gunung dan sungai-sungai. Dia jadikan dari tiap-tiap buah-buahan sepasang-sepasang. Dia menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu ( terdapat tanda-tanda kebenaran Allah ) bagi kaum yang berpikir”.
(QS Ar-ra’du-petir [13]:3)

“Dan Allah telah menurunkan air dari langit maka dengan air itu Dia menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda ( kekuasaan Allah ) bagi kaum yang mendengarkan.”
(QS. An-nahl- lebah [16] :16)

“Kemudian makanlah bermacam-macan buah-buahan , maka laluilah jalan-jalan Tuhanmu dengan patuh. Keluarlah dari perutnya minuman yang bermacam-macam warnanya, dan padanya obat bagi Manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda ( kekuasaan Allah ) bagi kaum yang memikirkan”
(QS. An-nahl- lebah[16]:69)

“Dan Dia menciptakan binatang ternak untuk kamu, yang padanya menghangatkan ( badan ) dan beberapa manfaat, dan sebahagiannya kamu makan”
(QS. An-nahl- lebah[16] : 5)

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, kamu tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”
(QS. An-nahl- lebah [ 16]:18)

“Dan Dia memudahkan ( pula ) untuk kamu apa yang dilangit dan apa yang di bumi semuanya ( sebagai rakhmat ) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir” .
(QS Al- Jaatsyiah-yang berlutut [45] :13 ).

“Dan sebahagian dari ayat-yat-Nya bahwa Dia menjadikan kamu dari tanah, kemudian tibah-tiba kamu menjadi Manusia yang bertebaran” .
(QS Ar-Rum-bangsa Romawi [30] : 20)

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dia menciptakan untuk kamu isteri dari jenismu supaya kamu tenteram bersamanya. Dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir”.
(QS Ar-Rum-bangsa Romawi [30] : 21)

“Allah yang memegang jiwa ketika matinya dan belum matinya diwaktu tidurnya. Dia tahan jiwa yang telah Dia tetapkan kematinyanya dan Dia lepaskan (jiwa) yang lain sampai waktu yang ditentukan sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
(QS Az Zumar-Rombongan [39] : 42)

“Hanya sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia seperti air ( hujan ) yang kami turunkan dari langit, lalu bercampur ( diserap ) tumbuh-tumbuhan bumi, diantaranya ada yang dimakan Manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi menumbuhkan kesemarakkan ( tumbuh-tumbuhan ) itu, dan menghiasi (dengan warna-warna), lalu pemiliknya mengira bahwa mereka menguasainya, ( tiba-tiba ) datanglah ketentuan kami diwaktu malam atau siang maka Kami menjadikan sudah tersabit seakan-akan tidak ada kemarin. Demikian kami jelaskan tanda-tanda ( kebesaran ) Kami bagi kaum yang berpikir”.
(QS Yuunus-Yunus [ 10] : 24)

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan sebenarnya. Maha tinggi Allah daripada apa yang mereka sekutukan ; Dia Ciptakan Manusia dari mani, tiba-tiba Manusia itu menjadi pembantah yang nyata (QS An Nahl-lebah [16] :3 – 4 )

SELF:Membangunkan tujuh potensi kesadaran Diri Manusia.

Membangunkan tujuh potensi kesadaran Diri Manusia.

MANUSIA Secara lahir telah diperlengkapi dengan Enam indera yang sangat potensial sebagai alat dalam menjalani hidupnya, meskipun dari ke enam indera itu hanya sebagian kecil Manusia yang menyadari dan mensyukurinya atas anugerah yang tak terhingga nilainya itu.

Namun demikian tentu ada sebagian kecil orang yang menyadari serta mensyukuri atas anugerah tersebut, sebagai alat untuk menuju hidup yang bahagia secara lahir maupun bathin.

Pada bagian ini, penulis ingin memperkenalkan kepada Anda tujuh potensi Manusia yang tersembunyi dan bersifat bathiniyah, dimana fungsi dan eksistensinya dapat dikatakan “sebagai rahasia Diri” dan bagi Anda yang menyadarinya akan fungsi dan eksistensinya, tidak berlebihan maka Manusia tersebut sedang berkembang menuju proses kesempurnaan secara hakiki.

Dan tentu saja ke tujuh potensi tersebut haruslah dipahami melalui proses : tahu – paham- sadar – tindakan metafisika dari orang tersebut sehingga terpancar dari Dirinya ‘Aura Diri’ yang sungguh luar biasa, yang akan mengantarkan orang tersebut menuju keterwujudan tujuan Manusia.

Penulis akan memperkenalkan ke tujuh potensi tersebut sebagai ‘Rahasia Diri’, sehingga hanya bagi orang yang telah ‘memadai’ berbagai kecerdasannya seperti orang tersebut telah memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang yang seimbang, bila tidak maka ‘ Hal ini – ketujuh potensi’ tersebut hanya akan berupa ‘ khayalan yang tak ada guna’, ini berdasarkan pengalaman penulis dalam realitas sehari-hari dimasyarakat luas.

Salah satu demontrasi penulis ‘ tentang memadai’ bagi orang-orang tertentu tolok ukurnya adalah sangat sederhana : “ Bila Anda terus melahap membaca buku ini dan bahkan ada keinginan untuk mengikuti pelatihan tindakan metafisikanya “ maka 100% anda termasuk orang yang memiliki keseimbangan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, sehingga Anda layak untuk memilikinya demi kepentingan Anda sendiri- keterwujudan tujuan hidup Anda?

Penulis menyatakan bahwa sejak awal penciptaan Alam semesta beserta isinya sebagai makrokosmos termasuk didalamnya Manusia sebagai mikrokosmos, hukum-hukum yang inheren terhadapnya ( alam semesta beserta isinya dan Manusia ) adalah konstan sehingga tidak ada “hal-ihwal” bersifat baharu.

Sebagai contoh- kalau pada saat Nabi Adam AS misalnya melemparkan sebuah Apel ke Angkasa maka niscaya apel tersebut akan jatuh kebumi, begitu adanya, namun secara KEILMUAN Newtonlah yang dianugerahiNya untuk merumuskan ‘kenapa apel itu’ jatuh kebumi, yang kita kenal sebagai ’Hukum Gravitasi Bumi’.

Demikian pengetahuan yang akan di sampaikan kepada Anda ini – yakni tentang rahasia Diri sesungguhnya telah ada sejak jaman nabi Adam As. Tetapi secara evolusi Manusia baru menyadarinya belakangan ini, melalui berbagai proses yang telah di usahakan oleh para pemuka Manusia seperti Nabi-nabi, wali-wali, para sufi atau kaum arifin- dan sekarang telah menjadi rahasia umum, artinya sudah dimungkinkan untuk diketahui oleh siapa saja yang berminat atas ilmu rahasia Diri tersebut termasuk Anda.

Penulis tidak akan menjelaskan secara detil bagaimana hal ini diketahui, terlalu ‘menjelimet’ penulis akan secara langsung menyebut istilah-istilah rahasia Diri tersebut, agar Anda segera memperoleh gambarannya, sehingga akan dapat diketahui, dipahami, dan disadari untuk segera dilakukan ‘tindakan metafisika’, selanjutnya secara revolusioner Anda akan berproses dan berkembang dengan sendirinya, sebagaimana yang dialami penulis sendiri.

Manusia memiliki potensi-potensi yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Pemurah, sebagai alat ( tool ) untuk dikendalikan dan dikelola Manusia dalam mencapai cita-citanya.

Dalam Diri Manusia ada tujuh potensi, yakni :

1. ‘Alam al-Jabarut ( Alam Tuhan Yang Maha Kuasa ) ( al-lathifah al-haqiqiyyah )
2. ‘Alam al-‘aql ( Alam Akal / Pikiran ) ( al-lathifah al-khafiyyah )
3. ‘Alam ‘Amr ( Alam Perintah ) ( al-lathifah dzat al-sirriyyah )
4. ‘Alam-i-ulwi ( Alam Ruh / Qalbu ) ( al-lathifah al qalbiyyah )
5. ‘Alam Malakuti ( Alam Energi Cahaya ) ( al-lathifah al-ruhiyyah )
6. ‘Alam Iradah ( Alam Kehendak ) ( al-lathifah al-sirriyyah )
7. ‘Alam al- shaghir ( Alam kecil / Al-insan ) ( al-lathifah al-insaniyyah )

Pahami dan sadarilah informasi yang maha penting dari Yang Maha Mutlak, Allah SWT dalam firman-Nya :

”Bagi Manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung selain Dia.”
( QS Ar Ra’d-Guruh [13]:11

Lantas penulis tertarik kepada salah satu Hadits Qudsi Rasulullah SAW ;

“Barang siapa mengenal Dirinya, maka ia telah mengenal sholatnya ; Barangsiapa telah mengenal sholatnya maka ia telah mengenal Muhammadnya; Barangsiapa telah mengenal Muhammadnya, maka ia telah mengenal Tuhannya ; Barang siapa telah mengenal Tuhannya , maka ia telah “ bodoh”- telah nampaklah Diri-Nya”.
( Hadits Qudsi )

“Dan Aku tidak ciptakan jin dan Manusia supaya mereka menyembah-Ku.”
(QS Adz Dzariat – Angin yang menerbangkan[51] : 56)

“Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menjadikan kamu sia-sia dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami lagi ?”
(QS Al mu’minun – orang-orang beriman [23] : 115 )

“Bukanlah sebaik-baik kamu adalah orang yang bekerja untuk dunianya saja tanpa akherat dan tidak pula orang-orang yang bekerja untuk akheratnya saja dan meningglkan dunianya, dan sesungguhnya sebaik-baiknya kamu adalah orang yang bekerja untuk ( akherat ) dan untuk ( dunia ).”
( Al Hadits )


Disamping itu TULISAN INI diharapkan bisa memandu bagaimana mengendalikan dan mengelola Diri hidup sukses berdasarkan Al Qur’an dalam upaya mendayagunakan potensi spritual untuk meningkatkan hidup dan kehidupan yang sesuai dengan fitrahnya yakni terbentuknya individu-individu yang harmonis antara:

1. Manusia dengan alam materi ( Alam Semesta )
2. Manusia dengan alam malakut (Energi cahaya,gelombang,frekwensi,aura )
3. Manusia dengan alam pikiran.( Akal )
4. Manusia dengan alam iradah (kehendak / Nafsu )
5. Manusia dengan alam ‘Amr ( perintah / afirmasi )
6. Manusia dengan dirinya sendiri ( Hamba /Abdillah )
7. Manusia dengan Tuhannya ( Yang Maha Mutlak )

Pembahasan ini menjadi penting agar Manusia memiliki kesadaran akan potensi spritualnya sebagai Pencipta, Pengabdi, Penaggung Jawab, Pengelola, Pemimpin dan Penikmat atas Hidup dan Kehidupannya.-


Renungan - Tafakur

MANUSIA RAHMATAN LIL’ALAMIN –
MANUSIA YANG MENDAHULUKAN
PELAYANAN KEPADA orang lain
adalah Manusia yang telah SUKSES secara hakiki.



Bersambung.........

Al-Qur’an banyak mengulang-ulang bagai mana pentingnya akal pikiran.

POTENSI MANUSIA

OTAK MANUSIA

Tidak banyak orang yang mengetahui, memahami, menyadari :
Bagaimana sesungguhnya potensi otak Manusia ?
Bagaimana sifat-sifat fisiknya ?
Bagaimana cara kerjanya otak Manusia ?
Sejauh mana potensi otak dapat dioptimalkan ?
Hubungan antara kesuksesan dengan potensi otak seseorang ?
Apakah meningkatnya usia identik dengan menurunnya potensi otak ?

“Otak Manusia sungguh merupakan anugerah yang maha dahsyat yang dimiliki Manusia, hal ini dinyatakan oleh para ahli di bidang psikologi, biokimia, fisika, dan matematika bahwa potensi otak Manusia sungguh sangat luar biasa dahsyatnya dari pada yang kita fahami dan kita bayangkan selama ini.Kapasitas atau potensi otak yang kita manfaatkan selama ini, termasuk oleh jenius-jenius dan ilmuan besar dunia, yang baru dimanfaatkan barangkali tidak sampai satu persen, artinya masih ada potensi “idle” sebesar sembilan puluh sembilan persen.”

Rendahnya pemanfaatan potensi otak bukanlah bersumber dari kondisi obyektif potensi otak itu sendiri, melainkan dari kurangnya pengetahuan terkini yang lebih maju : tentang struktur otak dan cara kerjanya. Pengetahuan tentang potensi otak akan memudahkan kita untuk mengatasi masalah ini serta memungkinkan kita untuk memanfaatkan potensi otak kita secara optimal.

Pengetahuan tentang Pemanfaatan keajaiban Otak, adalah merupakan salah satu alat / pendukung dalam mengelola hidup sukses seseorang, tanpa peduli asal usul, status social, umur, jenis kelamin dan pendidikan .

Pengetahuan ini bersifat obyektif. Syaratnya asal ada kemauan untuk belajar, latihan dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.Jadilah ia Manusia yang beruntung !

Sehingga dalam buku ini pembahasan tentang hal ihwal yang berhubungan dengan potensi otak Manusia, akal dan pikiran akan lebih banyak menyita halaman, mengingat potensi yang dimilikinya sedemikian sangat penting sebagai ‘perdana menteri negara Manusia’ yang ‘presidennya adalah hati’.

PERKEMBANGAN PENGETAHUAN TENTANG OTAK

Orang primitif tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang otak. Bahkan sebelum jaman Yunani, pikiran dianggap bukan bagian dari tubuh Manusia, melainkan roh ( spirit ) berbentuk gas, uap, atau tanpa wujud.

Bahkan Aristoteles, filsuf dan bapak ilmu pengetahuan modern pun menyimpulkan bahwa pusat sensasi ( indera ) dan ingatan kita terletak dalam jantung.

Selama jaman Renaisans, yang merupakan jaman kebangkitan intelektual, ahirnya disadari bahwa pusat pikiran dan kesadaran Manusia terletak di dalam kepala.

Pengetahuan mutahir tentang potensi otak yang significant adalah telah diketahuinya bahwa otak Manusia terDiri atas dua belahan, yakni belahan kiri dan belahan kanan, dengan fungsi masing masing belahan mengendalikan belahan badan yang berlawanan sisi.

Sejumlah lompatan besar tentang perkembangan potensi otak, ditemukan oleh para ilmuwan sebagai berikut :

Robert Orsnstein membuktikan bahwa masing-masing belahan otak itu mengendalikan aktivitas-aktivitas intelektual yang berbeda, disamping aktivitas-aktivitas fisik yang berbeda pula, secara umum,

belahan otak kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental berikut :

1. Matematika;
2. Bahasa;
3. Logika;
4. Analisis;
5. Menulis
6. Aktivitas-aktivitas lain yang sejenis kelima aktivitas di atas.

Sedangkan belahan otak kanan, menangani aktivitas seperti :
1. Imajinasi;
2. Warna;
3. Musik;
4. Irama /Ritme;
5. Melamun;
6. Aktivitas-aktivitas lain yang sejenis kelima aktivitas di atas.

Ornstein menemukan bahwa orang yang sudah terbiasa memakai salah satu belahan otaknya, relatif sulit menggunakan belahan otak lainnya, baik dalam situasi umum maupun khusus.

Ia menemukan bahwa apabila belahan otak yang “lebih lemah” diriangsang dan disuruh bekerja bersama belahan otak yang “lebih kuat” maka akan tercipta kemampuan dan efektivitas otak jauh lebih besar ( tinggi).

Bahkan peningkatan dari hasil kerja sama kedua belahan otak tersebut, melampaui dari yang diperkirakan ornstein yakni meningkat dan efektivitasnya bisa mencapai 5 hingga 10 kali lipat .

Sebagai contoh Albert Einstein, fisikawan dan matematikawan termasyhur, menghayal terlebih dahulu hukum-hukum alam semesta, kemudian menerangkannya dengan kemampuan matematisnya. Kombinasi kerja kedua belahaan otak inilah yang menghasilkan suatu teori Relativitas yang sangat menggemparkan masyarakat ilmuwan saat itu.

Kesimpulan yang menggembirakan dari hasil penelitian Ornstein adalah kita semua berpotensi hidup sukses sebagai ilmuwan sekaligus sebagai seniman yang hebat, asal ada kemauan yang kuat, tidak pernah berhenti belajar untuk mengasah kedua belahan otak kiri dan kanan, serta mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari, tunggu apa lagi ?

• Pyotr Anokhin menemukan dengan mikroskop mutahirnya, bahwa otak terDiri atas jutaan sel-sel kecil yang dinamakan neuron.

• Ia menyadari bahwa yang menentukan tingkat intelegensia seseorang bukanlah jumlah sel otaknya, melainkan tonjolan-tonjolan tentacle sel-sel otak.
Ia menemukan bahwa setiap tonjolan atau protuberans ini berhubungan dengan setidak tidaknya satu protuberans yang lain dan dengan tenaga elektrokimiawi kedua protuberans ini membentuk suatu pola hubungan dengan protuberans atau gugus protuberans yang lain.
Ia menemukan juga bahwa otak merupakan suatu pola atau jaringan yang dibentuk ribuan protubernas yang terdapat pada tentacle jutaan sel-sel otak.
Berdasarkan perhitungan Anokhin, jumlah ( panjang ) hubungan dan alur yang dibentuk oleh satu otak ekivalen dengan 10 juta kilometer.

• Dan para ilmuwan dengan mikroskop elektronnya, menemukan bahwa masing-masing belahan otak mengandung 10.000 milyar sel otak. Masing-masing sel ini bagaikan gurita berlengan banyak, yang mempunyai nucleus dan sejumlah tentacle yang menyebar ke berbagai arah. Juga diketahui bahwa masing-masing tentacle memiliki ribuan protuberans atau tonjolan.

Berdasarkan temuan ahli – ahli Arkeologi dunia, Manusia telah menghuni planet bumi ini selama Puluhan ribu tahun tetapi bukan tidak mungkin dimasa yang akan datang muncul perkembangan baru dengan ditemukannya fosil-fosil Manusia purba yang berumur jutaan tahun sekaligus ditemukan tehnologi baru yang lebih canggih dan akurat dalam menentukan umur fosil Manusia purba.

Ratio / pemikiran atau dengan kata lain daya pikir merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Manusia sebagai Khalifah di Planet Bumi ini. Dengan karunia daya pikir inilah Tuhan membekali Manusia untuk memberdayakan dan mengembangkan Diri mereka sendiri melalui proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan & tehnologi agar Manusia bisa survive dan exist di muka bumi.
Dan sebagai bukti mulai jaman pra sejarah yang penuh tantangan dan survival dalam mempertahankan keberadaan atau existensinya sebagai salah satu makhluk yang menghuni planet bumi sampai pada era teknologi informasi yang mengarah pada globalisasi pada saat sekarang ini.

Mahluk Manusia yang diturunkan Allah ke Bumi dan dimulainya sejarah keManusiaan, sebagai wakil Allah ( khalifah Allah ) dimuka bumi untuk pertama kalinya di amanatkan kepada Manusia pertama Nabi Adam as; waktu berganti, zaman berubah, sejarah berkembang telah banyak Manusia-Manusia utama hadiri dalam sejarah peradaban Manusia, konon nabi-nabi yang pernah ada di muka bumi ini mencapai +/- 124.000 –134.000 nabi, namun wajib kita ketahui dan diyakini cukup 25 nabi dan dari jumlah tersebut beberapa menyandang Rasul, dengan ditutup oleh nabi terahir sekaligus sebagai Rasul Allah, yakni Muhammad Rasulullah saw.

Muzijat terbesar yang diamanatkan kepadanya adalah Al-Qur’anul karim, sebagai petunjuk hidup dan kehidupan bagi seluruh Umat Manusia, agar Manusia mengelola hidupnya mencapai kesuksesan didunia dan diahirat, sebagai insane kamil, yang memiliki potensi ratio /pemikiran agar Manusia menggunakannya sebagai anugerah dan karunia terbesar yang diamanatkan Allah hanya kepada Manusia, yakni akal-pikiran, potensi inilah yang menjadikan Manusia dilebihkan dari mahluk lainnya, termasuk dengan malaikat, atau sebaliknya yang menyia-nyiakan potensi akal pikiran akan jatuh lebih rendah dari binatang.

Al-Qur’an banyak mengulang-ulang bagai mana pentingnya akal pikiran, sebagai mana disebutkan , Firman Allah SWT:

“(Rasul- Rasul diutus ) dengan bukti-bukti dan kitab-kitab. Dan kami menurunkan Al - Qur’an kepadamu supaya engkau menjelaskan kepada Manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir.”
(QS. An-nahl- lebah [16] : 44 )

“Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan di atasnya gunung-gunung dan sungai-sungai. Dia jadikan dari tiap-tiap buah-buahan sepasang-sepasang. Dia menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu ( terdapat tanda-tanda kebenaran Allah ) bagi kaum yang berpikir”.
(QS Ar-ra’du-petir [13]:3)

“Dan Allah telah menurunkan air dari langit maka dengan air itu Dia menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda ( kekuasaan Allah ) bagi kaum yang mendengarkan.”
(QS. An-nahl- lebah [16] :16)

“Kemudian makanlah bermacam-macan buah-buahan , maka laluilah jalan-jalan Tuhanmu dengan patuh. Keluarlah dari perutnya minuman yang bermacam-macam warnanya, dan padanya obat bagi Manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda ( kekuasaan Allah ) bagi kaum yang memikirkan”
(QS. An-nahl- lebah[16]:69)

“Dan Dia menciptakan binatang ternak untuk kamu, yang padanya menghangatkan ( badan ) dan beberapa manfaat, dan sebahagiannya kamu makan”
(QS. An-nahl- lebah[16] : 5)

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, kamu tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”
(QS. An-nahl- lebah [ 16]:18)

“Dan Dia memudahkan ( pula ) untuk kamu apa yang dilangit dan apa yang di bumi semuanya ( sebagai rakhmat ) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir” .
(QS Al- Jaatsyiah-yang berlutut [45] :13 ).

“Dan sebahagian dari ayat-yat-Nya bahwa Dia menjadikan kamu dari tanah, kemudian tibah-tiba kamu menjadi Manusia yang bertebaran” .
(QS Ar-Rum-bangsa Romawi [30] : 20)

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dia menciptakan untuk kamu isteri dari jenismu supaya kamu tenteram bersamanya. Dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir”.
(QS Ar-Rum-bangsa Romawi [30] : 21)

“Allah yang memegang jiwa ketika matinya dan belum matinya diwaktu tidurnya. Dia tahan jiwa yang telah Dia tetapkan kematinyanya dan Dia lepaskan (jiwa) yang lain sampai waktu yang ditentukan sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
(QS Az Zumar-Rombongan [39] : 42)

“Hanya sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia seperti air ( hujan ) yang kami turunkan dari langit, lalu bercampur ( diserap ) tumbuh-tumbuhan bumi, diantaranya ada yang dimakan Manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi menumbuhkan kesemarakkan ( tumbuh-tumbuhan ) itu, dan menghiasi (dengan warna-warna), lalu pemiliknya mengira bahwa mereka menguasainya, ( tiba-tiba ) datanglah ketentuan kami diwaktu malam atau siang maka Kami menjadikan sudah tersabit seakan-akan tidak ada kemarin. Demikian kami jelaskan tanda-tanda ( kebesaran ) Kami bagi kaum yang berpikir”.
(QS Yuunus-Yunus [ 10] : 24)

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan sebenarnya. Maha tinggi Allah daripada apa yang mereka sekutukan ; Dia Ciptakan Manusia dari mani, tiba-tiba Manusia itu menjadi pembantah yang nyata (QS An Nahl-lebah [16] :3 – 4 )

Ajaran Islam itu terkandung dalam Bismillahirrahmanirrahim

BISMILLAH

BISMILLAH Adalah Hakikat yang sesungguhnya dari semua hal, bahwa selain Dia itu adalah ‘nol’ atau fana atau tiada yang ada hanyalah wujud Dia, sehingga bahwa apapun yang menjadi upaya Manusia haruslah dalam tataran atau konsep ‘Billah dan fi Allah’, nama selain Allah adalah ‘batal atau tiada’ yang ada hanyalah Allah.

Ketika Manusia memasuki domain nol / tiada maka itulah kesempurnaan kecerdasan terkait Intelektual, emosional dan spiritual.

Sebagai pembuktian bahwa selain Dia adalah tiada atau nol, maka kita renungkan tentang materi terkecil yang kita kenal, yang disebut Atom. Teori klasik tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus yang menyatakan bahwa “ Atom tidak dapat dibagi-bagi, dan memiliki segala bentuk dan ukuran, tetapi sangat kecil sehingga tak dapat dilihat.”

Di bawah kondisi-kondisi yang berlaku di Bumi, umumnya materi terdapat dalam bentuk susunan atom-atom. Setiap atom memiliki sebuah inti ( nucleus), yang dikelilingi oleh awan electron. Hampir semua massa atom berkumpul di inti.

Atom-atom bergabung untuk membentuk molekul; dalam suatu senyawa kimia murni setiap molekul terbentuk dari kombinasi atom-atom yang sama. Contohnya setiap molekul air terDiri dari dua atom hydrogen dan satu atom oksigen.

Gaya yang mengikat electron di dalam atom adalah gaya-gaya elektromagnetik. Kepekaan terhadap gaya-gaya elektromagnetik ini diukur melalui besarnya muatan listrik, yang mungkin positif atau negatif. Inti atom diberi muatan. Demikian pula electron-elektron yang mengelilinginya.

Disepakati muatan inti atom adalah positif, sedangkan muatan electron adalah negatif. Muatan yang berlawanan saling menolak dan muatan yang sejenis saling menarik.
Untuk memahaminya, bayangkan inti atom terdiri dari proton dan neutron (proton dan neutron tersusun dari partikel paling dasar saat ini adalah quark ).

Menurut perjanjian, satuan muatan listrik adalah muatan proton : sebuah proton bermuatan +1. Sebuah electron bermuatan –1. Neutron tak bermuatan. Sebuah atom yang berDiri sendiri – atom netral - memiliki muatan total nol. Banyaknya electron dalam awan di seputar inti sama dengan banyaknya proton di dalam inti, yang disebut nomor atom .

Sehingga untuk menyelaraskan dengan ‘Bismillahirrahmanirrahim’, yang pertama dan utama, agar mencapai hasil optimal sesuai dengan ‘bagan teori quadran’ maka Manusia harus melakukan apa yang disebut ‘ meng-NOL-kan Diri’ agar berbagai potensi Ilahiyah, seperti asma al husana Ar-Rahman dan Ar-Rahim dapat diserap oleh Diri kita atau mem-fana-kan Diri di dalam Allah ( Bismillah ) sehingga, yang terwujud adalah hanya Allah SWT.

Dan harus kita sadari memang demikian hakikatnya, semua hal adalah tranformasi atau bayangan dari yang Maha Mutlak, nampaknya seperti ada namun hakikatnya adalah Nol, Yang Maha Ada adalah hanyalah DIA.
Dan harus disadari secara mendalam ‘mahluk ya mahluk, khaliq ya khalik, hamba tidak akan menjadi tuhan dan tuhan tidak adan menjadi hamba’.

Dan ini semua hanya dapat berkembang dengan pengetahuan ‘Qalbu’, akal sekalipun akan kesulitan untuk dapat memahaminya kecuali yang tercerahkan, atau dengan kecerdasan spiritual ( Spiritual Quotient ).

Sehingga Bismillahirrahmanirrahim, adalah Kesimpulan atas hakikat Manusia yakni ketiadaan, fana Billah ( Bismillah ), Atom menunjukkan nilai NOL, maka semua yang kelihatan ada sesungguhnya adalah tiada, yang ada adalah Yang Maha Ada itu sendiri yakni Allah SWT.

Sebagai barometer apakah kita, menyadari akan eksistensi Allah SWT, maka kita diajarkan untuk memulai segala sesuatu perbuatan perbuatan baik yang lahir maupun yang bathin, haruslah menyertakan atau di mulai dengan bacaan Bismillahirahmanirrahim.

Hal ini sebagai afirmasi bahwa seluruh amal perbuatan kita, senantiasa berdasarkan Asma Allah, karena yang lain selain Diri-Nya adalah, tiada, termasuk Diri kita.

Sehingga, seluruh ALAM MATERI ( falak al-hayula ) dan alam malakut dikelola Allah SWT, dan asma al husna Ar-Rahman dan Ar-Rahim merupakan ‘representasi manajemen al Ilahiyyah’, yang menjadi dasar dalam mengatur hukum keseimbangan.

Seperti disebutkan di atas, bahwa Atom terDiri dari muatan proton (+1) dan electron (-1), dikelilingi kabut neutron , dan terjadilah keseimbangan.
Manusia secara fitrah adalah seimbang, namun karena dibekali berbagai potensi hawa nafsu, maka rentan kemungkinan berbagai kecenderungan - sebagai parameter yang Fitrah itu niscaya menjadikan ilahnya adalah Allah- dan inilah yang disebut Adil ( Seimbang ), tetapi sangat dimungkinkan juga menjadikan ilahnya adalah Hawa nafsu, sehingga tersesat serta jatuh martabatnya dibawah binatang.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur'an :
“Dan sesungguhnya kami telah sediakan untuk ( isi ) neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan Manusia, mereka mempunyai hati ( tetapi ) tidak mau memahami dengannya, mereka mempunyai mata ( tetapi ) tidak melihat dengannya, mereka mempunyai telinga ( tetapi ) tidak mau mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat mereka itu orang-orang yang lalai.”
(QS Al A’raaf-tempat tertinggi [7] : 179)

Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah Asma Allah yang bersinggungan langsung dengan hukum keseimbangan, Ar-Rahman dan Ar-Rahim bersifat obyektif, universal dan abadi.

Adalah merupakan suatu hakikat kebenaran bila dikatakan ‘kesimpulan’ dari Al-Qur’an itu adalah Bismillahirrahmanirrahim, memang demikian adanya.

Penulis berpendapat ajaran Islam itu terkandung dalam Bismillahirrahmanirrahim.

Wallahu'alam!

Al Qur’an Diturunkan Allah Untuk Mengatur Manusia

Al Qur’an Diturunkan Allah Untuk Mengatur Manusia

Mengapa perlu aturan Ilahiyah?

Mahluk yang namanya Manusia, sejak sejarah Manusia pertama nabi Adam AS., memiliki ‘banyak potensi’yang akan mengarahkannya kepada dua arah, yakni menjadi golongan pertama adalah Manusia yang taat , tunduk dan patuh dan golongan yang kedua adalah Manusia yang menyombongkan Diri, mengikuti karakter iblis, yang merasa Dirinya serba paling, sehingga berani menentang perintah atau aturan Ilahiyah.

Dan prosesi ini akan terus-menerus berlangsung hingga ahir zaman, demikianlah kondisi yang akan dihadapi oleh Manusia, yakni ada yang taat, tunduk dan patuh sebaliknya ada Manusia yang menyombongkan Diri. Hal ini sesuai dengan yang dapat kita saksikan dari waktu ke waktu, demikanlah adanya. Sehingga Manusia itu haruslah hanya memiliki ketaatan semata-mata hanyalah kepada-Nya, dengan memurnikannya ta’at itu sendiri, bukan seolah-olah ta’at-namun bersamaan itu juga ‘ada dalam ketaatan terhadap hawa nafsu’, inilah Manusia yang akan di perlakukan Allah SWT, sebagaimana terhadap Iblis beserta pengikutnya, Allah SWT berfirman :

“Kitab ( Al Qur’an ) ini diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ; Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu dengan kebenaran maka sembahlah Allah ! dengan memurnihkan keta’atan kepada-Nya.”
( QS Az Zumar – rombongan [39] : 1 – 2 )

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi Al Qur’an dari sisi yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.”
( QS An Naml – semut [27] : 6 )



"SALAH SATU MUKJIZAT AL-QUR’AN ADALAH SEBAGAI OBAT YANG MENYEMBUHKAN BERBAGAI PENYAKIT."

"SALAH SATU MUKJIZAT AL-QUR’AN ADALAH SEBAGAI OBAT YANG MENYEMBUHKAN BERBAGAI PENYAKIT."

“ Serta menyembuhkan hati orang-orang yang beriman “
( QS. At-Taubah : 14 )

“Dan penyembuh bagi penyakit-penyakit ( yang berada) dalam dada….”
( QS.Yunus : 57 )

“Di dalamya terdapat obat yang menyembuhkan Manusia……”
( QS.An-Nahl : 69 )

“ Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman……..”
( QS. Al-Isra’:82 )

“ Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku”
(QS Asy-Syu’ara :80 )

“Katakanlah:’Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan kesembuhan bagi orang-orang yang beriman”
( QS.Fushshilat:44 )

Al-Qur’an adalah ‘Surat Cinta “ dari Yang Maha Mutlak sebagai ‘petunjuk bagi Manusia’ agar ciptaan-Nya itu dalam menjalani kehidupan di dunia, ‘selamat’ dan sukses hingga kembali menghadap-Nya;

Sebagai ilustrasi dalam kehidupan sehari hari, berbagai produk Pabrik, selalu ada buku petunjuk ( manual book ) pemakaiannya agar konsumen dapat mengoperasikannya secara tepat dan benar, demikian juga halnya dengan Manusia mutlak harus ada semacam ‘manual book’, dari yang memahami hakekat Manusia?, alangkah meruginya Manusia yang ‘tidak ada kesadaran’ untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai ‘manual booknya’ .

Dan mari kita ‘camkan dan sadari’ Firman Allah SWT dalam Al Qur'an, bahwa ‘keimanan’ atau ‘kekufuran’ seseorang semata-mata untuk Manusia itu sendiri dengan segala konsekwensinya :

“Siapa yang hendak beriman silahkan beriman, siapa yang hendak kufur silahkan juga kufur.”
( QS Al-Kahf [18]:29 )

“Alif Laam Miim, ini adalah kitab ( Al Qur’an ) dan kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu adalah benar akan tetapi kebanyakan Manusia tidak beriman.”
( QS Ar Raad – Guruh [13] : 1)

“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab ( Al Qur’an ) ini untuk Manusia dengan membawa kebenaran, siapa yang mendapat petunjuk maka untuk Dirinya sendiri dan siapa yang sesat maka semata-mata buat Dirinya sendiri dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka”.
(QS Az Zumar – rombongan [39] : 41 )

Maha Besar wahai Engkau Yang Maha Kasih dan Maha Sayang bagi mahluk-Nya !!!
Kami bersyukur atas Karunia dan Anugerah-Mu, yakni Al-Qur’an-Mu cukuplah sebagai petunjuk bagi kami dalam menjalani hidup ini.

Sebagai mana digambarkan di atas, tidak ada suatu ‘Bacaan’sebagai pedoman hidup yang mutlak akurasi kebenaran-Nya, hal ini ditunjukkan dengan keindahan tata bahasanya yang terpadu, ketelitian dan keseimbangan dan kedalaman maknanya, kekayaan dan kebenarannya serta pemahaman dan kehebatan kesan yang ditimbulkannya.

Al-Qur’an diyakini memiliki multi manfaat yang bersifat ‘mukjizat’, bagi umat Manusia bila disadari dan difahami secara ‘tepat dan benar’.

Al-Qur’an haruslah dijadikan sumber legalitas, sumber loyalitas dan sumber kreativitas untuk menjalani hidup yang hakiki, yakni memakmurkan bumi ini untuk kepentingan umat Manusia dalam meraih hidup sukses dan bahagia, hari ini dan nanti.

Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat Manusia bersifat mutlak mengandung kemaslahatan dan keadilan, tidak ada yang terlewatkan, secuil pun- telah lengkap baik bersifat ‘lahir’ maupun ‘bathin’.

Firman Allah SWT:
“ Allah yang menurunkan kitab dengan kebenaran dan neraca
( keadilan ). Dan tahukah engkau, boleh jadi kiamat itu dekat ?”.
( QS. Al- Syu’rah [42] : 17 ).

Firman Allah SWT.
Katakanlah “ Kalau sekiranya berkumpul Manusia dan jin untuk mendatangkan yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan sanggup mendatangkan yang serupa dengannya, walaupun sebahagian mereka dengan sebahagian yang lain tolong menolong ”.
(QS Al Isra’[17] :88)

Orientalis barat H.A.R. Gibb pernah menulis bahwa :” Tidak ada seorangpun dalam 1500 tahun ini telah memainkan alat bernada nyaring yang demikian mampu dan berani serta cukup luas getaran jiwa yang diakibatkannya seperti yang dibaca Muhammad ( Al-Qur’an )”. Al Qur’an dengan keindahan bahasanya yang terpadu, ketelitian dan keseimbangan dan kedalaman maknanya, kekayaan dan kebenarannya serta pemahaman dan kehebatan kesan yang ditimbulkannya.

Firman Allah SWT. :
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan Manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajari ( Manusia ) dengan perantaraan kalam. Dia mengajari Manusia apa yang belum diketahuinya.”
( QS Al-‘Alaq- Segumpal Darah [96] : 1-5 )

Seseorang yang ingin mengendalikan dan mengelola Diri hidup sukses yang Islami, harus terlebih dahulu menyadari, akan kebutuhan pedoman, petunjuk, yang memiliki nilai kebenarannya absolut ( mutlak ), yang sudah pasti akan secara alamiah sesuai dengan tuntutannya sebagai Manusia yang ingin meraih perkembangan dan keberhasilan baik secara material maupun spritual.

Al-Qur’an adalah Kitab suci yang merupakan pedoman hidup, dan dasar setiap langkah hidup Manusia. Al-Qur’an bukan sekedar mengatur hubungan Manusia dengan Rabbnya, tetapi juga mengatur hubungan Manusia dengan Manusia dan alam sekitarnya. Pendeknya, Al-Qur’an mengatur dan memimpin semua segi kehidupan Manusia demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat .

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
“……..Tidaklah Kami meluputkan di dalam Kitab sedikit pun …………”
( Q.S. Al-AN’AAM [6] : 38 )

SELF: MEMANUSIAKAN MANUSIA BERKESADARAN LANGIT YANG HIDUP DI BUMI

MEMANUSIAKAN MANUSIA BERKESADARAN LANGIT YANG HIDUP DI BUMI

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang ;
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam;
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang;
4. Yang menguasai hari pembalasan;
5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan;
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus;
7. ( yaitu ) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka; bukan ( jalan ) mereka yang dimurkai dan bukan ( pula jalan ) mereka yang sesat.
( QS.AL FAATIHAH – PEMBUKAAN [ 1 ]: 1-7 )

Al Fatihah adalah surat pertama dari Al-Qur’an serta kedudukannya sebagai Induk Al-Qur’an (Ummul Kitab), maksudnya Keseluruhan dari pesan-pesan Ilahiyyah subtansinya terkandung dalam surat Al Fatihah. Sebagai kaum muslimin dalam melaksanakan sholat wajib maupun sholat sunnah diwajibkan senantiasa membaca Al-Fatihah dalam setiap rakaat sholat, dan kaum muslimin harus meyakini bahwa Surat Al-Fatihah sebagai ‘extract’ dari Al-Qur’an secara keseluruhan.
Oleh karena itu penulis sengaja mendahului tulisan dari buku ini diawali dengan mengedepankan surat Al-Fatihah sebagai Mukadimah ( Pembukaan ), diharapkan penulis dan para pembaca mendapatkan ‘manfaat Ilahiyyah’ dari upaya yang sedang dilakukan, yakni sesuai dan persis, tepat dan benar dengan pesan-pesan Ilahiyyah yang terkandung pada khususnya surat Al-Fatihah dan secara umum dari keseluruhan surat-surat Al-Qur’an, sebagai bacaan mulia serta mendapatkan ‘kemenangan’ bagi orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber otoritas, sebagai sumber loyalitas dan sumber legalitas dalam kehidupan sehari hari secara ‘tertib dan disiplin’.
Meskipun telah banyak penjelasan tentang Al-Fatihah, baik itu berupa Tafsir, wawasan dan segala hal ihwal tentang makna Al-Fatihah, Penulis mengambil singkatnya yakni pesan Ilahiyyah yang terkandung dalam Al-Fatihah niscaya memiliki Kedahsyatan dan mukjizat dari makna dan pesan-pesan Ilahiyyah yang terkandung di dalamnya. Mengingat Buku ini bukan Tafsir, maka keyakinan di atas telah merepresentasikan bahwa betapa maha pentingnya Al-Fatihah yang mutlak harus dipahami sebagai mana kita memahami diri sendiri atau kita harus mengenalnya sebagai mana kita mengenal ibu kita, lalu kita mematuhinya tanpa reserve.
Sebagai konsekuensi logis atas keyakinan tersebut maka wajib mutlak untuk memahami, menyadari dan menjadikan AL-Qur’an sebagai satu-satunya sumber otoritas, sumber loyalitas dan sebagai satu-satunya sumber legalitas, mengingat ada jaminan bahwa Al-Qur’an mutlak adanya sebagai Petunjuk bagi umat Manusia yang memiliki keyakinan bahwa Al-qur’an itu maha benar, diturunkan melalui Rasulullah SAW dari Yang Maha Pencipta; sebagai wujud Kecintaan Al-Khaliq kapada Mahluk yang bernama Manusia. Anda dapat membayangkan bagaimana kalau anda mendapatkan surat cinta dari Kekasih Anda ? Senantiasa ada kerinduan untuk membaca dan mentaatinya, sungguh sangat relevan logika ini.
Kalau sebaliknya Anda tidak pernah merindukan ‘Surat Cinta’ dari Kekasihnya, penulis tidak hendak menyimpulkan, cukup anda sendiri yang tahu?
Coba perhatikan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :


“Siapa yang hendak beriman silahkan beriman, siapa yang hendak kufur silahkan juga kufur.”
( QS Al-Kahf [18]:29 )

SELF: Sukses adalah taqdir Anda.

Dan Tulisan ini lebih banyak mengedepankan Al-Qur’an, alasannya, karena Kitab Suci ini merupakan sumber utama ajaran Islam yang telah melahirkan sekian banyak disiplin ilmu Keislaman, sekaligus menjadi rujukan untuk penetapan bahkan pembenaran sekian rincian ajaran.

Dibandingkan pendapat penulis sendiri atau yang lainnya, yang sangat terbatas ini. Al-Qur’an telah sangat memadai untuk dijadikan ‘referensi utama’dari upaya penulisan buku ini sesuai judul buku, bahkan Al-Qur’an diyakini penulis memiliki makna yang maha dalam, nun jauh disana dalam kebenaran Yang Maha Mutlak, sungguh maha luas maknanya dari yang penulis pahami maksudnya, dengan segala kerendahan hati dalam keterbatasan ini diharapkan penulis dapat menyampaikan sesuatu yang menurut penulis akan menjadi amal ibadah penulis untuk memohon keridhoan dan ampunan-Nya, agar penulis tidak menjadi Manusia yang sia-sia, saat ini dan nanti. Demikian juga diharapkan pembaca mendapat hal yang sama seperti cita-cita penulis, mudah-mudahan.

“Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menjadikan kamu sia-sia dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami lagi ?”
(QS Al mu’minun – orang-orang beriman [23] : 115 )

Mengapa demikian ? singkatnya penulis langsung kepada persoalan utama kita sebagai Manusia yang semuanya memiliki cita-cita meskipun dalam realita berbeda-beda, adakah yang salah ?
Apakah saat ini Anda sedang menjalani hidup sukses dengan serba keberlimpahan materi meskipun ‘keluarga berantakan’ atau berbagai ‘problema Diri’ dalam hiruk pikuk gemerlapnya kehidupan dunia ? atau Anda termasuk yang sedang menjalani ‘seolah-olah hidup sukses’ padahal ?, atau Anda hidup ‘biasa-biasa’ saja tanpa memperdulikan kategori-kategori sukses atau tidak, meskipun ada keinginan untuk menikmati kehidupan yang berkelimpahan materi, namun apa daya? Mengapa demikian ? Apa urgensinya buku ini ? Mengapa Anda harus sesegera mungkin ‘terlibat’ dalam eksplorasi buku ini beserta kegiatan pelatihannya ?

Perkenankanlah saya untuk menyampaikan alasan-alasan mengapa buku ini menjadi penting buat Anda.
Dalam dekade tujuh tahun terahir ini saya menyaksikan ‘kenyataan-kenyataan’ yang antagonis, memprihatinkan, yang melanda negeri tercinta ‘yang subur makmur, loh jinawi’ ; ‘tongkat kayu jadi tanaman’; Dan alam memang demikian adanya, alam senantiasa mengelola Dirinya secara harmonis, namun sebaliknya dengan mahluk yang namanya ‘Manusia’ dalam kurun waktu tersebut demi mengejar ‘ hidup sukses’ telah dengan sangat terang-terangan menghalalkan segala cara.

Buku ini diharapkan akan menjadi pegangan, telah dilakukan dengan perbuatan yang tidak terpuji; mereka dengan berbagai latar belakang sosial status dari mulai yang kiayi sampai priyayi, dari yang pengusaha sampai penguasa, lengkaplah sudah.

Sebagai bukti diberitakan media cetak dan elektronik belakangan ini, ‘tokoh-tokoh’ demi meraih hidup sukses yang telah menjadi rahasia umum seperti :

• Pejabat publik institusi yang mengurusi jalannya demokrasi dengan latar belakang akademisi, tokoh LSM, guru besar, aktivis masyarakat dan serenceng status sosial lainnya, dengan jelas dan terbukti telah melakukan : Penyuapan dan Korupsi. Menurut ukuran materi, kekuasaan dan kehormatan, mereka hidup sukses secara berkelimpahan, berkuasa dan terhormat, namun dari cara, metode dan pola pikir mereka jelas-jelas melakukan ‘kesalah kaprahan’ dalam metoda mengelola hidup, dengan berahir penyesalan sepanjang hayat mereka, dan lebih celaka lagi, beban moral ini ditanggung oleh keluarga, karena hukuman masyarakat lebih kejam, dari hukum manapun juga.

• Dan paling menyedihkan dan memalukan, Korupsi ratusan milyar yang dilakukan oleh oknum pejabat Departemen yang mengurusi soal ibadah umat Islam ( urusan Haji ) demi mengejar ‘hidup sukses seolah-olah’ mereka berani menghalalkan segala cara.

Pedoman dan panduan hidup secara nyata, dan hasilnya langsung dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari secara nyata pula.

Menjadi Kaya raya dengan tidak harus melakukan korupsi atau menipu;
Menjadi Penguasa dengan tidak harus melakukan money politic;atau Curang
Menjadi Sehat dengan tidak harus tergantung dokter dan obat-obatan;
Menjadi Cerdas secara alamiah.-

Tidak butuh waktu tahunan, cukup beberapa bulan, atau bahkan mungkin minggu plus mengikuti Pelatihan Intensif, telah dapat dirasakan hasilnya untuk selamanya: “Bagaimana ‘nikmat’nya mengelola hidup sukses sesuai fitrah Manusia, dengan membangkitkan potensi-potensi spiritual Anda, yang pada ahirnya semua akan berjalan seperti air mengalir mengikuti arus “Qudrat dan Iradah-Nya”, hanya ada satu keniscayaan yakni sampai ketujuan, luar biasa dahsyatnya, bahkan bisa lebih dari itu.

Yang Pasti buku ini lebih banyak mengetengahkan kutipan-kutipan dari Al-Qur’an, dan yang pasti pula buku ini tidak akan ada manfaatnya bagi anda yang ragu-ragu atau ragu sempurna..
Tahap awal yang diperlukan haruslah ‘yakin’ sempurna, bahwa setiap orang memiliki potensi yang dianugerahkan oleh Yang Maha Mutlak, untuk dapat mengelola hidup sukses secara hakiki saat ini dan nanti.

Sebagai mana disitir oleh Vincent M.Roazzi mengatakan :”Kalau kita biarkan alam menempuh jalannya sendiri, kita akan mencapai potensi maksimal kita ; Kita, manusia, terus berupaya menjadikan segalanya lebih baik, padahal mereka sudah sempurna sedari awalnya; Sama seperti halnya segalanya di alam semesta ini sudah sempurna, demikian jugalah Anda. Sukses adalah taqdiri Anda.”

SELF: Membangkitkan kesadaran pembaca untuk meraih hidup sukses secara praktis, rational dan aplikatif

Dalam menetapkan wujud sukses, maka Anda haruslah mulai belajar “melupakan diri” Anda, sehingga Anda terfokus kepada tujuan-tujuan Anda, bukan memfokuskan kepada sasaran ego Anda. Bila Anda memfokuskan kepada sasaran ego Anda, maka secara alamiah akan melahirkan rintangan / konflik bathin serta berbagai kekhawatiran dan ketakutan, yang akan berakibat kepada tidak terwujudnya “tujuan Anda.” Sebaliknya bila Anda “melupakan diri” Anda, dan terfokus kepada tujuan Anda akan melahirkan “ multi dukungan” dari dalam diri sendiri, orang lain dan Alam semesta secara alamiah, bahkan ketika anda sudah mencapai “ tujuan Anda” anda sendiri pun tidak menyadarinya, tahu-tahu anda sudah ada disitu, demikianlah kenyataannya.

“ Apa yang kamu kehendaki, ( tidak dapat terlaksana ) kecuali dengan kehendak Allah jua.”
( QS.Al-Insan [76]:30 )

Untuk mengendalikan dan mengelola hidup sukses berdasarkan Al-Qur’an mengikuti Manajemen Ilahiyyah, penulis berpendapat dan berkeyakinan dengan menggunakan Istilah Manajemen Ilahiyyah sebagai upaya dan usaha penulis mencontoh seluruh tata cara yang telah dilakukan dan di contohkan oleh Rasulullah SAW, yakni mengendalikan dan mengelola hidup sukses dengan memahami, mengetahui dan menyadari potensi-potensi Diri sebagai kelengkapan yang diamanatkan oleh Yang Maha Pencipta kepada umat Manusia, untuk dikelola secara tepat dan benar, untuk mencapai tujuan yang hakiki.
Landasan yang menjadi referensi penulisan buku ini, tentunya haruslah berasal dari sumber yang tepat dan benar, sehingga keakuratannya Mutlak benar adanya yakni , Al-Qur’an sebagaimana Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab ( Al Qur’an ) ini untuk Manusia dengan membawa kebenaran, siapa yang mendapat petunjuk maka untuk Dirinya sendiri dan siapa yang sesat maka semata-mata buat Dirinya sendiri dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka”.
(QS Az Zumar – Rombongan [39] : 41 )

Dan terkait istilah ‘hidup sukses’ Al-Qur’an telah menjelaskan dengan sangat rinci, tidak ada keraguan didalamnya sebagai berikut, Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah [2]: 5 :

……….dan merekalah orang-orang yang BERUNTUNG ( SUKSES ).

Ini landasan atau referensi yang dijadikan acuan penulis dalam menjabarkan ‘pesan-pesan’ Ilahiyyah untuk umat Manusia bagaimana ‘mengendalikan dan mengelola Diri hidup sukses’ secara ‘integrated’, saat ini dan nanti.
Maksud dari buku ini adalah Hidup sukses secara hakiki, bukan hidup sukses seolah-olah.
Untuk keperluan tersebut Penulis dengan segala kerendahan hati dan memohon petunjuk dari Zat Yang Maha Mutlak, memberanikan Diri mengupas tuntas pesan-pesan Ilahiyyah tersebut di atas dengan menggunakan ‘kejernihan pikiran dan kebeningan hati’ penulis serta berbagai pendekatan pengetahuan dan bahan bacaan penulis yang terbatas, baik Al-Qur’an sendiri maupun Al-Hadist, dan tidak ketinggalan referensi dari penulis-penulis ‘Barat dan Timur’, yang bersesuaian dengan sunatullah ( hukum-hukum Allah ).

Tidak berlebihan bila penulis berharap, buku ini akan menjadi modul dalam kegiatan “training yang memang tidak dapat dipisahkan dari maksud penulisan buku ini” yakni memberikan pengetahuan, pemahaman dan membangkitkan kesadaran pembaca untuk meraih hidup sukses secara praktis, rational dan aplikatif- dengan hasil ahir akan terbentuk “al insan al kamil “ yakni Manusia yang rahmatan lil’alamin, dengan tidak tersekat oleh berbagai latar belakang, yang terpenting siapa saja yang memahami dan menyadari betapa urgensinya buku ini untuk diketahui akan merubah hidup dan kehidupan, yang benar-benar seperti terlahir kembali, dan yang paling penting buku ini akan mampu menjawab :

• Bagamana caranya hidup sehat ?
• Bagaimana caranya hidup bermanfaat ?
• Bagaimana caranya hidup sukses secara lahir dan bathin ?
• Bagaimana caranya menghadapi berbagai persoalan kemanusiaan ?
• Bagaimana caranya menyelesaikan berbagai problem secara instan ?
• Bagaimana caranya merealisasikan berbagai keinginan ?
• Bagaimana caranya menjalani hidup secara well organized ?
• Bagaimana caranya “tidak ada pertanyaan bagaimana lagi?”

Pertanyaannya, buku ini terkesan seperti ‘ menyelesaikan masalah tanpa masalah ‘ Apakah benar adanya ? Mengapa penulis sedemikian yakinnya? Bukti-bukti apa saja yang akan disajikan ? Siapa-siapa saja yang sudah mengelola hidup sukses ? Mengapa penulis memakai istilah “MANAJEMEN ILAHIYYAH ” dalam mengelola hidup sukses ? Apakah ‘Kita’ (anda dan saya ) dapat merealisasikannya ? Kenapa demikian ? Ini adalah pertanyaan yang sehat dan jujur.
Adalah menjadi ‘cita-cita’ semua orang untuk hidup sukses dalam menjalani hidup dan kehidupan saat ini dan nanti, namun kebanyakan orang tidak mengetahui, sebagai bukti banyak dari orang-orang keliru dalam menafsirkan arti sukses, sebagai misal :
• Ada yang menjadi ukuran sukses itu adalah kelimpahan materi; meskipun harus merampas hak-hak orang lain, dengan korupsi misalnya atau berbisnis dengan menghalalkan segala cara dengan merugikan orang lain.
• Ada yang menjadi ukuran sukses itu adalah Kekuasaan; meskipun harus melakukan money politic misalnya atau mengumbar janji, menipu rakyat, menjual simbol-simbol suci atau menindas rakyat.
• Ada yang menjadi ukuran sukses itu adalah ‘menjauhi dunia’ tenggelam dalam ritual-ritual untuk mencari ketenangan bathin; tapi untuk memenuhi hajat hidup Diri dan keluarganya, menunggu ‘belas kasihan’, sedekah dan sumbangan, sungguh merendahkan Dirinya sendiri.
• Dan berbagai bentuk dan wujud ‘ hidup sukses seolah-olah’ lainnya;

Buku ini tidak menjelaskan bentuk dan wujud “hidup sukses seolah-olah “ seperti tersebut di atas, tetapi buku ini ditulis untuk mengendalikan dan mengelola potensi Diri untuk hidup sukses dalam berbagai aspek hidup dan kehidupan saat ini dan nanti secara alamiah menuju keterwujudan tujuan hakiki, yang bersinergi dalam keharmonisan, secara nyata dan terukur.
Tidak disangsikan lagi bahwa Anda memang ada keinginan untuk merobah nasib anda ‘secara nyata’, mengapa ? faktanya Anda memilih buku ini dan Anda mulai membolak-balik dari a-z nya, kata demi kata, kalimat demi kalimat berulang-ulang, penuh perhatian, sungguh Anda menikmatinya, meresapinya dan melahirkan kesadaran baru, benar-benar kesadaran baru. Anda termasuk yang beruntung, dan secara alami, Anda ada keinginan untuk berbagi pengetahuan ini kepada orang lain, mulia bukan ?
Kita menemui hampir kebanyakan orang, mereka ada upaya untuk mengembangkan kehidupan yang berhasil, namun mereka tidak menyadari dan mengenal potensi-potensi Dirinya masing-masing bahwa seluruh umat Manusia tanpa membeda-bedakan Agama, suku bangsa, jender, warna kulit , status sosial, usia dan keturunan, memiliki potensi Diri yang sama sebagai kelengkapan untuk hidup sukses tanpa kecuali. Anda mulai menyadari dan mulai mengenal hal itu !.
Penulis percaya bahwa anda tidak termasuk kategori ‘melupakan potensi dahsyat’ tersebut, hal ini terbukti Anda dengan penuh antusias untuk terus mengetahui, memahami dan menyadari ‘potensi Diri’ Anda bahkan tidak berlebihan bila dikatakan , ada keinginan Anda untuk menjadikan “ buku ini” sebagai “ buku yang menyadarkan dan membangunkan” Diri Anda untuk mengendalikan dan mengelola hidup sukses : “mewujudkan berbagai tujuan secara nyata.”
Renungkanlah hal ini :”Pahami dan sadarilah potensi Diri Anda, lalu kendalikan dan kelolalah hidup ini secara tepat dan benar, maka tanpa disadari atau secara otomatis anda sudah melangkah menuju hidup yang benar. Anda akan hidup benar dalam kebahagiaan. Anda akan hidup menggairahkan dalam unjuk kerja yang optimal dan memuaskan. Anda akan bersyukur atas berbagai anugerah dan karunia : Kesehatan, Kekayaan, Kekuasaan, Kecerdasan, Kearifan, Kemuliaan, Penghargaan, Kasih sayang dan Cinta. Anda mendapatkan segalanya. Hidup sukses, keberlimpahan secara nyata - bagi Anda yang menghendakinya.”
Tidak ada istilah terlambat dalam memperbaiki nasib Diri untuk menjalani hidup sukses, karena hal ini adalah menjadi hak setiap Diri untuk menggenggamnya, mulailah sekarang, saat ini juga, untuk menemukan jawaban sekaligus tindakan ‘metafisik’ bagaimana mengelola potensi Diri untuk hidup sukses ‘secara hakiki’ lahir dan bathin, dan secara sistematis buku ini akan menuntun Anda, menuju keterwujudan tujuan.
Pahami dan sadarilah informasi yang maha penting dari Yang Maha Mutlak, Allah SWT dalam firman-Nya :

”Bagi Manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Dan Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung selain Dia.”
( QS Ar Ra’d-Guruh [13]:11